Mazdjo Pray: Content Creator Sebaiknya Bentuk Asosiasi Khusus
JAKARTA – Pegiat media sosial Mazdjo Pray menyarankan agar content creator membuat semacam asosiasi khusus seperti media massa.
Asosiasi itu, kata Mazdjo Pray, dapat berfungsi sebagai wadah untuk melindungi hak dan kebebasan berpendapat para kreator, terutama dalam konteks konten politik yang sering kali rentan terhadap tindakan pembredelan.
“Saya sih berharap ya dalam waktu dekat ini teman-teman yang membuat konten-konten opini politik, sosial, dan lain-lainnya. Terutama teman-teman yang memiliki kanal Youtube itu bisa berkumpul, berhimpun, membuat entah asosiasi, entah perkumpulan, entah lembaga apa,” kata Mazdjo Pray saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Selasa (15/1/2024).
“Asosiasi itu kemudian dapat menjadi bargaining position, sehingga jangan main bredel,” lanjutnya.
Ia pun menjelaskan, asosiasi ini nantinya tidak hanya dibentuk untuk memberikan dukungan moral saja kepada content creator.
Namun, asosiasi itu juga dapat berfungsi sebagai lembaga yang mengedukasi content creator tentang etika dan tanggung jawab dalam beropini.
“Kita perlu ada semacam kode etik agar konten yang disampaikan tidak bersifat hate speech dan tetap dalam koridor yang benar,” jelasnya.
Baca: Hilangnya Akun YouTube Tokoh Publik Usai Bahas Politik: Ancaman bagi Demokrasi?
Di sisi lain, Mazdjo Pray berpendapat bahwa pemerintah seharusnya tidak berperilaku anti kritik terutama terhadap content creator politik.
Menurutnya, pemerintah seharusnya merangkul para pegiat konten digital ini dan menjadikan opini mereka sebagai bahan rujukan dalam mengimplementasikan suatu kebijakan.
jangan terlalu curiga sama anak-anak bangsa sendiri. Ya kan gitu kan? Kan anak-anak bangsa ini juga pengen ikut aktif dalam persaturan politik. Iya betul.
“Jangan gampang curiga sama anak-anak bangsa lah, buat apa kita gembar-gembar soal demokrasi? Kalau hanya orang konten saja, kanalnya ditutup,” katanya.
Akun YouTube Tokoh Publik dan Pengamat Politik Hilang
Diketahui, sejumlah tokoh publik dan pengamat politik kehilangan channel YouTubenya setelah membahas isu-isu sensitif terkait politik dan pemerintahan.
Diantaranya Akbar Faisal, Feri Amsari, dan yang terbaru adalah Hendri Satrio.
Hensa, sapaan akrabnya, mengatakan akunnya sudah lebih dari 40 hari hilang setelah membahas judi online dengan salah satu narasumber di YouTubenya.
“Sudah lebih 40 hari akun saya belum kembali, diduga karena membahas judi online dengan salah satu narasumber, ini waktu itu memang masalah sensitif dan sampai saat ini tidak bisa direcover,” kata Hensa.
Hensa pun memutuskan untuk membuat akun YouTube baru buntut dari hilangnya akunnya tersebut.
“Karena Channel Youtube Hendri Satrio Official masih dikuasai ‘pihak lain’ , saya memutuskan membuat akun baru, Jangkrik Bos ala Hensa,” ujar Hensa melalui akun X-nya, @satriohendri.