Nasional

PDI Perjuangan Pecat Jokowi, Gibran, dan Bobby Nasution Karena Tak Sejalan dengan Partai

  • December 5, 2024
  • 2 min read
PDI Perjuangan Pecat Jokowi, Gibran, dan Bobby Nasution Karena Tak Sejalan dengan Partai Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. (Dok: PDI Perjuangan)

JAKARTA – PDI Perjuangan menegaskan bahwa Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi), Wakil Presiden RI ke-14 Gibran Rakabuming Raka, dan Bobby Nasution, tidak lagi menjadi bagian dari PDIP.

“Saya tegaskan kembali bahwa Pak Jokowi dan keluarga sudah tidak lagi menjadi bagian dari PDI Perjuangan,” ungkap Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto di Sekolah Partai PDI-P, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, pada Rabu (4/12/2024).

Hasto menjelaskan, partainya menilai praktik politik yang dijalankan oleh Jokowi dan keluarganya sudah tidak sejalan dengan cita-cita partai yang diperjuangkan sejak era Bung Karno.

Hasto juga menyoroti bahwa ambisi kekuasaan tidak pernah berhenti.

“Sehingga itulah yang terjadi, dan kemudian kita melihat bagaimana ambisi kekuasaan ternyata juga tidak pernah berhenti,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa keanggotaan PDIP tidak hanya ditentukan oleh ada atau tidaknya kartu keanggotaan, tetapi juga oleh komitmen dalam membangun peradaban kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik.

“PDI Perjuangan percaya pada nilai-nilai Satyam Eva Jayate. Sehingga mereka yang menahan angin akan menuai badai. Itulah yang kita yakini sebagai suatu bangsa. Karena di dalam sejarah peradaban keempat manusia, tidak ada kekuasaan otoriter sekuat apa pun mampu bertahan, kecuali mereka-mereka akhirnya menjadi sisi-sisi gelap dalam sejarah,” tuturnya.

Dalam proses yang dilakukan oleh PDI Perjuangan, Hasto memastikan bahwa partai tidak akan kehilangan gagasan-gagasan ideal bahwa seorang rakyat biasa bisa berproses menjadi pemimpin. Namun, praktik politik yang dilakukan oleh Jokowi dan keluarganya harus menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, terutama dalam menjalankan disiplin partai.

“Kemudian bagaimana rapat Kerja Nasional yang ke 5, kami juga telah menyampaikan permintaan maaf kepada rakyat Indonesia tentang seorang pemimpin yang karena kekuasaannya kemudian bisa berubah dan mengubahkan cita-cita yang membentuknya,” tambahnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *