Hensa: Lisan Para Calon Harus Dijaga di Pilgub Jakarta, Masih Banyak Warga yang Baru Tentukan Pilihan di Hari H
Jakarta – Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio melihat masih banyak swing voters nanti di Pilkada Jakarta 2024. Menurutnya, masih banyak warga Jakarta yang baru akan menentukan pilihan nanti pada saat hari tenang mau pun saat pencoblosan.
“Kalau dari hasil survei itu masih banyak yang akan memilih di hari H sama kemudian di saat minggu tenang,” kata Hensat kepada wartawan.
Untuk itu, ia mengingatkan pentingnya para calon gubernur dan wakil gubernur peserta Pilkada Jakarta 2024 menjaga ucapan dan lisan mereka hingga hari pencoblosan.
Menurutnya, lisan merupakan salah satu faktor untuk warga Jakarta menentukan pilihannya. Selain itu, masih banyak masyarakat Jakarta yang mau melihat terlebih dahulu seperti apa karakter calon pemimpinnya.
“Pesan saya jaga lisan karena beberapa kali Pilgub Jakarta itu ada yang surveinya paling tinggi tapi pas lisannya terpeleset kemudian jadi kalah,” kata Hensat kepada wartawan.
Di sisi lain, Pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI ini melihat para paslon Pilkada Jakarta 2024 sudah memaparkan program-program mereka secara realistis di debat perdana Pilkada Jakarta 2024.
Menurutnya, pemaparan program itu akan membantu masyarakat Jakarta menentukan pilihan berdasarkan preferensi mereka masing-masing.
“Saya lihat asik-asik. CCTV, job fair, balai rakyat, Rp 200 juta per RW, melawan agenda global supaya kita independen, itu realistis dan bagus. Apa lagi semuanya disampaikan berdasarkan APBD, APBDnya kan sudah ada,” kata Hensat.
Namun, ia pun melihat para paslon belum benar-benar mengungkapkan akan seperti apa sebenarnya pembangunan Jakarta pasca tak lagi jadi ibukota.
Sebab, Hensat berpendapat, pemaparan arah pembangunan ini juga penting bagi masyarakat untuk mengetahui beberapa hal, salah satunya aset-aset negara yang nantinya akan menjadi kosong setelah semuanya berpindah ke IKN Nusantara.
“Tapi itu semua hal nanti lah, dan satu lagi saran saya jangan terlalu Gen-Z lah (program paslon), karena millenials baby boomers kan juga masih banyak di Jakarta,” pungkasnya.