Mayoritas Masyarakat Gunakan WiFi Umum untuk Hemat Kuota, Perlu Edukasi Keamanan Siber

JAKARTA – Lembaga Survei KedaiKOPI merilis hasil survei bertajuk “Survei Penggunaan Internet di Indonesia” pada Senin (26/5/2024), Survei tersebut mengungkapkan bahwa mayoritas masyarakat memanfaatkan WiFi umum untuk menghemat kuota data pribadi.
Survei daring yang dilakukan pada 14–16 Mei 2025 ini melibatkan 1.545 responden secara nasional dengan metode Computer Assisted Self Interview (CASI).
Peneliti Lembaga Survei KedaiKOPI, Taufan Anindita Pradana, mengungkapkan bahwa 83,3% responden memilih WiFi umum karena alasan penghematan kuota, diikuti oleh kemudahan akses dan bebas biaya (69,6%).
“Untuk penggunaan WiFi di rumah difokuskan pada akses informasi dan aktivitas digital produktif, seperti mencari berita (86,3%), mengakses media sosial (86%), menonton film atau drama (72,7%), dan bekerja (71,4%),” jelas Taufan, peneliti asal Surakarta, dalam keterangannya, Senin.
Dari sisi pemilihan provider, faktor utama yang dipertimbangkan adalah kestabilan jaringan (42,7%) dan harga paket yang sesuai kebutuhan (28,8%). Survei juga menunjukkan loyalitas tinggi terhadap provider, dengan 65,8% responden menggunakan provider yang sama selama lebih dari empat tahun, dan 26,6% di antaranya setia lebih dari satu dekade.
“Hal ini menunjukkan loyalitas yang tinggi terhadap provider yang menawarkan kualitas layanan konsisten,” terang Taufan.
Terkait pengeluaran, 61,3% responden menghabiskan Rp50.000–Rp100.000 per bulan untuk paket data, dengan pembelian mayoritas dilakukan melalui Gopay (25,4%), konter pulsa (20,8%), dan mobile banking (17,5%).
Paket berlangganan bulanan menjadi pilihan utama (83%), dengan kuota ideal berkisar antara 11–30 GB per bulan (29,6%).
Ganti nomor demi ubah identitas digital
Soal pergantian nomor telepon, 36,6% responden mengaku pernah mengganti nomor dalam lima tahun terakhir, umumnya karena kehilangan perangkat (39,1%), SIM card rusak (35,8%), atau ingin mengganti identitas digital (5,5%). Namun, 99% pengguna tetap menggunakan identitas asli saat registrasi nomor baru.
Survei juga mencatat rendahnya minat terhadap “handphone jadul” di Indonesia, dengan hanya 36% responden yang tertarik, terutama untuk rehat dari media sosial (55%) dan menjaga keamanan data (54,9%). Sebaliknya, 64% responden lebih memilih smartphone karena mendukung kebutuhan kerja dan aktivitas sehari-hari.
Taufan menegaskan bahwa temuan ini mencerminkan sikap rasional masyarakat Indonesia dalam memilih layanan internet, dengan mempertimbangkan efisiensi biaya, kualitas jaringan, dan pengalaman penggunaan jangka panjang.
“Temuan ini penting sebagai masukan bagi para penyedia layanan digital dan operator seluler untuk meningkatkan layanan mereka sekaligus menjaga loyalitas pelanggan,” ujarnya.
Ia juga menyoroti perlunya edukasi tentang pengamanan siber dan data pribadi, mengingat tingginya penggunaan WiFi umum yang rentan terhadap risiko keamanan.