
Food blogger Codeblu, yang bernama asli William Anderson, baru-baru ini mengeluarkan permintaan maaf kepada Clairmont Patisserie setelah menuduh toko roti tersebut menyumbangkan produk kedaluwarsa ke panti asuhan. Permintaan maaf ini disampaikan melalui akun media sosial pribadinya pada 27 Februari 2025, di mana Codeblu mengakui kesalahannya dalam menyebarkan informasi yang tidak akurat mengenai Clairmont Patisserie.
Kronologi peristiwa ini bermula ketika Codeblu mengunggah video pada 26 Februari 2025, yang menuduh Clairmont Patisserie memberikan kue nastar kedaluwarsa kepada Panti Asuhan Pondok Si Boncel di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Video tersebut dengan cepat menyebar dan mendapatkan perhatian luas dari netizen, menimbulkan berbagai spekulasi negatif terhadap reputasi toko roti tersebut.
Menanggapi tuduhan tersebut, manajemen Clairmont Patisserie segera melakukan investigasi internal dan menemukan bahwa pelaku yang mengirim kue nastar kedaluwarsa adalah R, mantan karyawan salah satu vendor maintenance mereka. Clairmont Patisserie menegaskan bahwa tindakan tersebut dilakukan tanpa sepengetahuan dan persetujuan manajemen, serta menekankan komitmen mereka terhadap kualitas dan kebersihan produk.
Setelah menyadari kesalahannya, Codeblu menghapus video tersebut dan menghubungi manajemen Clairmont Patisserie untuk meminta maaf secara langsung. Dalam permintaan maafnya, Codeblu mengakui bahwa informasi yang disebarkannya tidak berdasar dan telah merugikan reputasi Clairmont Patisserie. Ia juga berjanji untuk lebih berhati-hati dalam memverifikasi informasi sebelum membagikannya kepada publik.
Permintaan maaf ini disampaikan melalui akun Instagram resmi Clairmont Patisserie pada 27 Februari 2025, di mana mereka membagikan video permintaan maaf dari Codeblu. Meskipun demikian, beberapa pihak menilai permintaan maaf tersebut kurang tulus dan mendesak agar Codeblu mempertanggungjawabkan perbuatannya melalui jalur hukum.
Selain itu, muncul laporan bahwa Codeblu diduga mematok tarif antara Rp350 juta hingga Rp600 juta untuk menghapus ulasan buruk yang telah dibuatnya tentang bisnis kuliner tertentu. Tuduhan ini semakin memperburuk citra Codeblu di mata publik, dan beberapa pihak mendesak agar tindakan tegas diambil terhadap praktik tersebut.
Komunitas online memberikan berbagai tanggapan terkait insiden ini. Beberapa netizen memuji keberanian Codeblu untuk mengakui kesalahannya dan meminta maaf secara terbuka, sementara yang lain menekankan pentingnya tanggung jawab dalam menyebarkan informasi di media sosial. Insiden ini menjadi pengingat akan dampak signifikan yang dapat ditimbulkan oleh informasi yang tidak akurat, terutama ketika disebarkan oleh individu dengan pengikut yang banyak.
Sebagai langkah preventif, Clairmont Patisserie berencana untuk meningkatkan transparansi dalam proses produksi mereka dengan mengadakan tur pabrik bagi pelanggan yang berminat. Mereka berharap langkah ini dapat membangun kembali kepercayaan publik dan menunjukkan komitmen mereka terhadap kualitas dan kebersihan produk.
Kejadian ini menyoroti pentingnya verifikasi informasi sebelum menyebarkannya di platform media sosial. Pengguna dengan jumlah pengikut yang besar memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa konten yang mereka bagikan akurat dan tidak merugikan pihak lain. Selain itu, insiden ini juga menjadi pelajaran bagi pelaku usaha untuk selalu menjaga standar kualitas dan kebersihan guna menghindari tuduhan yang dapat merugikan reputasi bisnis mereka.