JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menggelar Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di tiga wilayah Sumatera untuk mengurangi potensi hujan saat proses penyaluran bantuan bagi korban banjir dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.
Operasi ini akan berlangsung hingga Rabu (3/12) dan dipusatkan di Stasiun Meteorologi Sultan Iskandar Muda (Aceh), Posko Kualanamu (Medan), serta Posko Bandara Internasional Minangkabau (Padang).
Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani menjelaskan bahwa modifikasi cuaca dilakukan untuk memastikan proses penanganan bencana berjalan lancar.
“Kita berusaha menjaga agar proses penyelamatan, kedaruratan, dan upaya drop logistik tidak terganggu dengan cuaca ekstrem atau curah hujan tinggi,” ujarnya pada Senin (1/12).
Ia kemudian menjelaskan langkah teknis yang dilakukan melalui penyemaian garam di udara.
“Kita menebarkan NaCl (larutan garam halus) di daerah-daerah agar hujan bisa turun di daerah yang tidak rawan,” kata Teuku.
Ia menambahkan bahwa modifikasi cuaca dilakukan dengan dua tujuan: menurunkan hujan di wilayah aman atau mencegah hujan turun di area terdampak bencana. “Kita melakukan OMC itu untuk memberi hujan atau mencegah terjadinya hujan. Saat ini, penerbangan terus kami lakukan, total ada lima pesawat di Posko Aceh, Medan, dan Padang,” kata Teuku.
Selain pelaksanaan OMC, BMKG meminta pemerintah provinsi segera menetapkan status siaga darurat begitu menerima peringatan dini bencana.
“Karena tanpa status tersebut, BMKG dan BNPB tidak bisa melakukan operasi modifikasi cuaca,” tegas Teuku.
Ia menambahkan bahwa “Ada lima balai besar yang memiliki kewenangan untuk menetapkan status siaga darurat.”
Dengan operasi ini, BMKG berharap distribusi bantuan dapat berjalan lebih lancar dan evakuasi korban tidak kembali terhambat oleh cuaca ekstrem di sejumlah wilayah terdampak bencana di Sumatera.