JAKARTA – Lembaga survei KedaiKOPI merilis hasil riset terbaru mengenai perilaku konsumsi dan daya beli masyarakat kelas menengah, termasuk tingkat optimisme terhadap kondisi ekonomi saat ini.
Survei tersebut menunjukkan bahwa masyarakat kelas menengah lebih memprioritaskan pengeluaran rumah tangga untuk bahan pokok ketimbang barang hobi atau rekreasi.
“3 dari 5 Masyarakat Kelas Menengah mempersepsikan naiknya pengeluaran rumah tangga dalam 3 bulan terakhir, termasuk di dalamnya biaya pendidikan. Hal ini menyebabkan belanja kebutuhan pokok lebih diprioritaskan,” kata peneliti senior Lembaga Survei KedaiKOPI, Ashma Nur Afifah di Kantor KedaiKOPI, Jakarta Selatan, Selasa (28/10/2025).
Hasil survei juga mencatat bahwa 54,4 persen masyarakat kelas menengah telah memiliki tempat tinggal secara lunas, sementara 19,3 persen berstatus kontrak atau sewa, dan 16,5 persen menumpang bersama keluarga.
“54,4 persen responden yang mengisi survei itu menyatakan sudah memiliki tempat tinggal, dan tempat tinggalnya alhamdulillah lunas gitu ya, sudah tidak ada tanggungan lagi cicilan segala macam,” paparnya.
Survei mengungkap bahwa hampir setengah dari masyarakat kelas menengah menggunakan fitur paylater atau bayar nanti.
“PayLater itu, jumlah yang memakainya itu 57 persen. Satu dari dua orang itu pasti pakai, pernah pakai PayLater,” kata dia.
Masyarakat kelas menengah juga mengalokasikan sebagian pendapatannya untuk layanan hiburan, seperti drama, serial, dan konten pertandingan olahraga.
“Kita melihat polanya bahwa layanan streaming ini sudah menjadi kebutuhan bagi kelas menengah karena cukup banyak yang berlangganan, gitu. Dan konten yang paling banyak dikonsumsi adalah drama,” tuturnya.
Pengeluaran untuk gaya hidup, termasuk belanja dan hobi, paling banyak berada di rentang Rp 500 ribu hingga Rp 1,5 juta.
“Kalau pakai Jakarta, berarti setengahnya tadi Rp 2,5 juta kebutuhan hidup, kita ambil batas atasnya Rp 1,5 juta buat gaya hidup,” terangnya.
Fenomena rombongan jarang beli (Rojali) dan Rohana terkonfirmasi melalui survei, di mana 65,8 persen responden menyatakan datang ke mal hanya untuk jalan-jalan dan menikmati suasana, bukan berbelanja.
“Kenapa Rohana dan Rojali dilakukan, gitu ya? Ternyata memang tujuannya beda. Tadi mereka balik bahwa ke mal itu kita cuma pengin jalan-jalan kok, pengen lihat-lihat,” terangnya.
Masyarakat kelas menengah cenderung membandingkan produk di toko fisik dengan yang dijual di platform daring.
Survei ini dilaksanakan pada 14-19 Oktober 2025 dengan metode Online-Computerized Assisted Self Interview (CASI), melibatkan 932 responden berusia 17-55 tahun dengan pendapatan Rp 3,5 juta hingga Rp 14,5 juta per bulan.