Ekonomi

Sri Mulyani Minta Anjloknya Penerimaan Pajak Tidak Didramatisir

  • March 14, 2025
  • 2 min read
Sri Mulyani Minta Anjloknya Penerimaan Pajak Tidak Didramatisir

JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta agar penurunan penerimaan pajak awal 2025 tidak didramatisir.

Dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (13/3/2025), ia menilai ketakutan berlebihan bisa merugikan ekonomi.

“Saya mohon teman-teman tidak mendramatisir untuk menciptakan suatu ketakutan. Kayaknya itu memang laku tetapi tidak bagus untuk kita semua,” katanya.

Penerimaan pajak Januari-Februari 2025 turun signifikan, menjadi perhatian serius bagi masyarakat.

Sri Mulyani menyebut realisasi pajak hingga Februari hanya Rp 187,8 triliun, anjlok 30,19% dari Rp 269,02 triliun tahun lalu.

Baca: Hensa: Penurunan Penerimaan Pajak Cerminan Kinerja Ekonomi Masyarakat

Penurunan ini bisa memengaruhi berbagai sektor, termasuk media kata Sri Mulyani.

Ia menyebut, penyebab utama penurunan adalah koreksi harga komoditas ekspor. Harga batu bara, minyak, dan nikel turun, juga turut memengaruhi penerimaan negara.

“Penerimaan negara memang mengalami penurunan, tapi polanya sama dan dalam hal ini beberapa memang yang kita sampaikan tadi karena adanya koreksi harga-harga komoditas yang memberi kontribusi penting bagi perekonomian kita,” ujarnya.

Faktor kedua adalah masalah administrasi akibat kebijakan baru. Implementasi Tarif Efektif Rata-rata (TER) PPh 21 dan relaksasi PPN hingga 10 Maret 2025 memperlambat penerimaan.

“Untuk PPN deadline-nya dimundurkan dan TER kita lihat mempengaruhi PPh 21,” tambahnya.

Penurunan pajak picu kekhawatiran pengusaha

Sri Mulyani pun mengungkap penurunan penerimaan pajak memicu kekhawatiran pengusaha dan masyarakat.

Namun, ia menegaskan pemerintah fokus pada pemulihan ekonomi dan efisiensi perpajakan, serta optimis penyesuaian kebijakan akan membawa dampak positif ke depan.

Ia juga menyoroti perlunya kerjasama untuk pemulihan ekonomi yang lebih luas. Kesadaran pajak masyarakat dan dukungan semua pihak sangat penting.

“Setiap kebijakan yang dikeluarkan harus mempertimbangkan kepentingan jangka panjang agar perekonomian tetap stabil,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *