Soal Persaingan Menteri dan Wakil Menteri di Kabinet Prabowo, Ini Kata Hendri Satrio

JAKARTA – Analis komunikasi politik Hendri Satrio (Hensa) menyoroti isu kemungkinan adanya persaingan antara menteri dan wakil menteri di sejumlah kementerian dalam kabinet Presiden Prabowo Subianto.
Hensa mengaku tidak kaget dengan isu ini, seperti yang kini diperbincangkan publik.
“Ya kan memang banyak desas-desus ada persaingan Menteri dan Wamennya, bukan hal baru,” kata Hensa.
Namun, Hensa menilai, para menteri dan wakil menteri dipilih oleh Presiden Prabowo dengan mempertimbangkan banyak hal, termasuk chemistry antara keduanya.
“Sejatinya menteri tidak memilih wakil menterinya, tapi presiden yang memilih wakil menteri untuk menterinya, dan itu sudah mempertimbangkan banyak hal termasuk chemistry,” ujar Hensa kepada wartawan.
Fenomena isu persaingan ini, kata Hensa, tak dapat dipungkiri terlihat terjadi di Kementerian-kementerian.
Contohnya, di Kementerian Perumahan Rakyat antara Menteri Maruarar Sirait dan Wakil Menteri Fahri Hamzah atau Kementerian BUMN antara Menteri Erick Thohir dan Wakil Menteri Dony Oskaria.
“Sehsrusnya tidak ada persaingan di antara menteri dan wamen, karena seharusnya yang ada hanyalah visi dari Presiden Prabowo yang dijalankan oleh kabinetnya,” kata Hensa.
Namun, Hensa melihat, tidak semua kementerian menunjukkan pola persaingan.
Sebagai contoh, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi dan Wakil Mensesneg Juri Ardiantoro atau di Kementerian Pertanian antara Menteri Amran Sulaiman dan Wakil Menteri Sudaryono.
Dalam konteks Kementerian BUMN, Hensa menyoroti posisi Dony Oskaria yang kerap berada di “tempat kedua” dalam struktur kepemimpinan.
Selain sebagai Wakil Menteri BUMN di bawah Erick Thohir, Dony juga berada di bawah Rosan Roeslani dalam struktur PT Danantara.
“Erick, Dony, dan Rosan ini dipilih oleh Prabowo, sehingga ketiganya diyakini membawa misi dan visi yang sejalan dengan Prabowo. Dony sebagai orang kedua pasti tidak berani langsung jalan, pasti koordinasi dulu dengan orang pertamanya, demikian pula statusnya dengan wamen lain,” jelas Hensa.
Lebih lanjut, Hensa menegaskan bahwa menteri dan wakil menteri harus bahu-membahu untuk mewujudkan visi dan misi Presiden Prabowo.
Sebab, jika tanpa kekompakan, program-program prioritas presiden, seperti pembangunan infrastruktur, ketahanan pangan, dan penguatan BUMN, berisiko terganggu.
“Seharusnya menteri dan wakil menteri saling bahu-membahu membawa visi dan misi Presiden Prabowo, serta menjaga keberlangsungan program-program kerja Prabowo,” tegas Hensa.
Lebih lanjut, keberhasilan kabinet Prabowo akan sangat bergantung pada kemampuan mereka untuk mengesampingkan ego pribadi dan bekerja sebagai tim demi kepentingan nasional.
“Dengan visi besar Presiden Prabowo, menteri dan wakil menteri harus mampu menunjukkan kerja tim yang solid,” pungkas Hensa.