JAKARTA – Mantan Staf Khusus Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Said Didu mengungkapkan bahwa sejak tahun 2015, investor asal China yang mengelola PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) telah menginginkan pembangunan bandara khusus untuk penerbangan langsung ke kawasan industri nikel di Sulawesi Tengah tersebut.

Pernyataan itu disampaikan Said Didu dalam sebuah wawancara di kanal YouTube Hendri Satrio Official yang diunggah baru-baru ini.

Menurut Said, permohonan tersebut disampaikan langsung oleh pihak Indonesia yang mewakili investor China saat pertemuan dengannya.

“Mereka bilang, ‘Pak, bisa dibantu tidak membangun bandara khusus?’ Supaya bisa terbang langsung,” ujar Said menirukan permintaan tersebut.

Said mengaku menolak usulan itu karena saat itu akses ke Morowali masih memungkinkan melalui helikopter atau kapal cepat dari Kendari, dan bandara yang ada dianggap belum memadai untuk dijadikan bandara internasional khusus.

Permintaan serupa kemudian diajukan kepada Menteri Perhubungan saat itu, Ignasius Jonan. Jonan, menurut Said, juga menolak pembangunan bandara khusus dan memilih memperbesar Bandara Morowali yang sudah ada.

“Pak Jonan bilang, ‘Tidak usah, saya mau besarkan bandara Morowali yang sudah ada’,” kata Said.

Bandara Morowali kemudian memang diperbesar dan kini dikenal sebagai Bandara Maleo Morowali. Namun, Said menduga, penolakan Jonan terhadap bandara khusus investor China turut menjadi salah satu faktor di balik pemberhentian Jonan sebagai menteri pada 2016.

“Bisa jadi Pak Jonan diberhentikan bukan hanya karena proyek kereta cepat, tapi juga karena bandara Morowali ini,” ujarnya.

Lebih lanjut, Said juga menyebut adanya perbedaan pendapat antara Presiden Joko Widodo dengan Menteri ESDM saat itu, Sudirman Said, terkait peresmian kawasan IMIP pada masa awal pengembangannya.

Menurut Said, Sudirman pernah menyampaikan kepada Presiden agar tidak meresmikan IMIP karena izin-izinnya belum clean and clear. Namun, Presiden tetap meresmikan kawasan tersebut tanpa mengajak Sudirman Said.

“Sudirman bilang, ‘Bapak kasih izin?’ Presiden jawab tidak. Sudirman bilang, ‘Jangan Pak, itu belum clean and clear’. Tapi ternyata diam-diam Presiden terbang meresmikan bersama menteri ‘yang sangat berkuasa’ itu,” ungkap Said.

Said menduga, pemberhentian Sudirman Said dari jabatan Menteri ESDM pada 2016 juga dipengaruhi dua hal: kasus yang dikenal sebagai “Papa Minta Saham” dan penolakannya terhadap peresmian IMIP saat itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *