JAKARTA – Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Said Abdullah, menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap memanasnya konflik di internal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang kini sampai pada tahap saling memecat pengurus.
Menurut Said, perselisihan terbuka di kalangan masayih dan kiai tidak hanya melukai perasaan warga Nahdliyin, tetapi juga berpotensi mengganggu stabilitas keagamaan dan sosial bangsa.
“Suatu perkara duniawi yang sesungguhnya kecil sekali derajatnya untuk dijadikan sumber perpecahan. Sebagai pribadi yang sejak kecil, di didik, dan beribadah, bermuamalah dengan tradisi nahdliyah, saya memegang teguh ajaran ajaran tawadu’ dan tabayun, serta akhlaqul karimah dalam kitab ta’lim muta’alim,” kata Said dalam keterangannya, Minggu (30/11/2025).
Konflik ini, kata dia, dipicu oleh pengelolaan izin tambang batu bara yang diberikan pemerintah kepada sejumlah ormas, termasuk NU. Said menilai isu tersebut terlalu remeh untuk memecah belah para ulama.
Ia pun mendesak para masayih, kiai sepuh, musytasar PBNU, serta ahlul halli wal aqdi segera turun tangan menjadi penutup jalan menuju islah.
“Saya memohon para masayih, dan kiai di PBNU untuk kembali islah. Dengan terpecahnya jajaran di PBNU, yang dirugikan adalah bangsa ini,” ujarnya.
Said menegaskan, jika konflik berlarut-larut, energi PBNU akan habis untuk urusan internal, padahal seharusnya difokuskan pada pelayanan kepada jamiyah di tingkat bawah.
Ia juga mengimbau para pendukung kedua kubu menahan diri dan tidak memperburuk suasana lewat media massa maupun media sosial.
“Saya yakin, dengan keluasan hati, dengan jalan ikhtiar dan tawakal, serta semangat pengabdian kepada umat, para ulama kita bisa mendapatkan menempuh jalan islah, dan kami para jam’iyah mendoakan hal itu segera terwujud,” tandasnya.
NU selama ini dikenal dunia internasional sebagai salah satu pilar utama Islam moderat di Indonesia bersama Muhammadiyah, khususnya dalam pendidikan karakter, layanan sosial, dan pemberdayaan ekonomi umat. Perpecahan di tubuh organisasi, menurut Said, dapat melemahkan peran strategis tersebut.