Internasional

Presiden AS Ancam Lucuti Paksa Senjata Hamas dengan Kekerasan

  • October 15, 2025
  • 2 min read
Presiden AS Ancam Lucuti Paksa Senjata Hamas dengan Kekerasan Sayap militer Hamas, Brigade Al Qassam. (Foto: AP)

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan dimulainya pelaksanaan gencatan senjata tahap kedua, namun sekaligus melontarkan ancaman keras terhadap kelompok Hamas. Trump secara tegas menyatakan bahwa pihaknya akan melucuti senjata Hamas secara paksa dengan kekerasan apabila kelompok perlawanan tersebut tidak menyerahkan senjatanya sendiri.

Dalam sebuah konferensi pers di Gedung Putih, Trump mengklaim bahwa Hamas telah meyakinkan mediator AS bahwa mereka bersedia untuk meletakkan senjata. “Jika mereka tidak melucuti senjatanya, kami akan melucuti senjata mereka, dan hal itu akan terjadi dengan cepat dan mungkin dengan kekerasan,” ujar Trump, memberikan ultimatum yang jelas kepada kelompok tersebut.

Ancaman ini sejalan dengan tuntutan Israel yang menginginkan Jalur Gaza didemiliterisasi dan Hamas menyerahkan seluruh persenjataan mereka. Namun, pihak Hamas bersikap ambigu terhadap tuntutan ini. Para pemimpin Hamas khawatir bahwa tanpa adanya senjata, wilayah Palestina akan semakin rentan dan Israel dapat bertindak sewenang-wenang seperti yang terjadi di Tepi Barat. Tokoh senior Hamas, Mousa Abu Marzouk, sebelumnya menegaskan bahwa perlucutan senjata adalah “garis merah” dan menuntut negara Palestina yang merdeka sebagai prasyarat.

Meskipun demikian, ancaman Trump menuai keraguan dari para ahli. Aaron David Miller, seorang diplomat veteran AS dan analis keamanan, menilai bahwa melucuti senjata Hamas secara paksa dari Gaza merupakan hal yang tidak realistis. Miller mempertanyakan bagaimana AS akan mencapai tujuan tersebut, mengingat Israel sendiri telah gagal melakukannya setelah operasi tempur intensif selama dua tahun, dan meragukan apakah AS akan mengerahkan puluhan ribu tentara.

Di sisi lain, seorang pakar Israel-Palestina dari Dewan Hubungan Luar Negeri Eropa, Hugh Lovatt, mengungkapkan bahwa secara pribadi Hamas mungkin lebih terbuka untuk terlibat dalam proses perlucutan senjata. Lovatt menyebut bahwa pejabat Hamas mengindikasikan kemungkinan menyerahkan senjata ofensif seperti rudal, namun tetap mempertahankan senjata api ringan dan roket antitank untuk melawan potensi agresi Israel di masa depan.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Trump juga menyinggung laporan bentrokan internal di Gaza pasca-gencatan senjata, di mana Hamas dikabarkan memburu dan membasmi geng-geng bersenjata yang dituduh bekerja sama dengan Israel. Trump menyatakan bahwa tindakan keras Hamas terhadap “geng yang sangat, sangat, sangat jahat” tersebut “tidak terlalu mengganggunya,” dan menganggapnya sebagai hal yang wajar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *