Politik

Prabowo Sejajar SBY dan Jokowi, Hensa: Ingatkan Rakyat, Hari Ini Hasil Warisan Dua Pemimpin Sebelumnya

  • August 19, 2025
  • 3 min read
Prabowo Sejajar SBY dan Jokowi, Hensa: Ingatkan Rakyat, Hari Ini Hasil Warisan Dua Pemimpin Sebelumnya

JAKARTA – Analis komunikasi politik Hendri Satrio (Hensa) menyoroti kehadiran Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) bersama Presiden ke-8 Prabowo Subianto saat perayaan HUT ke-80 Republik Indonesia di Istana Merdeka, Minggu (17/8/2025).

Hensa menilai, kehadiran SBY dan Jokowi bukan kebetulan, melainkan strategi politik yang disengaja oleh Presiden Prabowo untuk menunjukkan simbol keberlanjutan dalam kepemimpinan Indonesia saat ini.

“Kehadiran tiga presiden itu sangat disengaja oleh Prabowo sebagai simbol bahwa kepemimpinan ini adalah keberlanjutan,” ujarnya.

Ia menilai, Prabowo ingin menegaskan bahwa tantangan saat ini, seperti masalah ekonomi, bukan hanya tanggung jawabnya, tetapi juga warisan dari era SBY dan Jokowi.

“Kalau ada kesulitan di Indonesia hari ini, seperti ekonomi, ada tough di beberapa issue, itu bukan semata-mata tanggung jawab presiden Prabowo, tapi itu buah keberlanjutan hasil kerja dari zaman SBY, Jokowi, dan Prabowo saat ini,” kata Hensa.

Ia mencontohkan kondisi ekonomi yang menjadi salah satu isu yang disorot masyarakat. Harga sembako yang tetap tinggi meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pernah menyentuh angka 8.000 menjadi keluhan utama.

Dengan menghadirkan dua mantan presiden itu, Prabowo seolah ingin menyampaikan pesan bahwa dirinya masih melanjutkan fondasi yang telah dibangun pendahulunya.

“Nah pak Prabowo menghadirkan Jokowi, SBY itu sebagai pengingat bahwa ‘saya ini baru 300 hari jadi presiden,’ sebelum-sebelumnya ada presiden lain yang tentu menurut dia berkontribusi atas yang terjadi hari ini,” kata Hensa.

Namun, perayaan HUT ke-80 RI juga diwarnai absennya Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri. Ia melihat bahwa Megawati sudah dua kali tidak menghadiri agenda Prabowo, yaitu Sidang Tahunan MPR 2025 dan upacara di Istana Merdeka pada 17 Agustus.

Ia melihat ada tiga alasan utama ketidakhadiran Megawati. Pertama, alasan kesehatan yang dapat dimaklumi publik.

“Alasan kesehatan itu pasti akan dimaklumi,” tuturnya.

Kedua, kemungkinan adanya agenda penting yang tidak bisa ditinggalkan Megawati, terutama terkait kepemimpinannya di partai.

Alasan ini menunjukkan prioritas Megawati terhadap tanggung jawabnya di luar acara kenegaraan.

“Kalau Bu Mega tidak hadir, mungkin agendanya tidak jalan, misalnya di partainya kalau dia tidak ada, ya tidak jalan,” jelas Hensa.

Alasan ketiga adalah faktor pribadi, yakni hubungan yang kurang harmonis antara Megawati dengan Jokowi dan SBY.

Meski hubungan Megawati dengan Prabowo terjalin baik, kehadiran Jokowi dan SBY dapat menciptakan situasi canggung.

“Hubungan antara Bu Mega dengan Jokowi dan SBY tidak baik-baik saja, jika hadir pasti akan ada awkward moment,” ungkapnya.

Kendati demikian, Hensa menilai ketidakhadiran Megawati tidak mengurangi esensi perayaan HUT ke-80 RI.

Ia menduga Megawati telah berkoordinasi dengan Prabowo sehingga absensinya tidak memengaruhi makna acara.

“Mungkin dia sudah izin dengan Prabowo sehingga tidak mengurangi esensi HUT ke-80 RI,” katanya.

Kehadiran SBY dan Jokowi di samping Prabowo, menurut Hensa, menjadi simbol bahwa tantangan bangsa saat ini adalah tanggung jawab bersama.

“Makanya ada slogan Indonesia Maju karena itu menandakan bahwa dia akan berbuat yang terbaik buat negeri ini, meneruskan yang sebelumnya,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *