ACEH — Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa pemerintah memiliki anggaran yang cukup untuk membantu korban bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, serta Sumatera Barat tanpa perlu menambah utang negara. Dana tersebut berasal dari kebijakan efisiensi anggaran yang telah dilakukan pemerintah pusat.
“Alhamdulillah kita punya anggarannya, kita lakukan penghematan banyak di pusat supaya sebanyak mungkin bantuan, sebanyak mungkin kita bisa membantu kepentingan rakyat di paling bawah, desa, kecamatan. Itu sasaran kita,” ujar Prabowo saat mengunjungi pengungsi di Kutacane, Pulo Sanggar, Aceh Tenggara, Senin (1/12/2025), seperti disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Prabowo menjanjikan perbaikan cepat infrastruktur yang rusak akibat bencana, termasuk pembukaan jalur transportasi yang terputus serta perbaikan jembatan.
“Kita segera akan membuka jalur yang terputus, jembatan-jembatan yang rusak kita segera perbaiki,” tegasnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa sebelumnya telah dialokasikan anggaran khusus untuk fasilitas dan prasarana di tingkat desa, kecamatan, dan kabupaten.
“Sebelumnya pun saya sudah sebetulnya alokasi anggaran untuk fasilitas dan prasarana yang ada di desa-desa, kecamatan, dan di kabupaten-kabupaten,” lanjut Prabowo.
Di lokasi yang sama, Presiden menyampaikan kepuasannya karena sejumlah program prioritas pemerintahannya sudah mulai berjalan di Kutacane, antara lain dapur umum, program Makan Bergizi Gratis (MBG), serta pendirian Koperasi Desa Merah Putih.
“Nanti semua desa akan punya koperasi, ya. Jadi nanti barang-barang yang disubsidi oleh negara itu langsung ke rakyat, enggak lewat perantara, perantara, perantara. Langsung ke rakyat. Kemudian kita akan perbanyak perbaikan sekolah-sekolah, semua sekolah akan kita perbaiki,” tandasnya.
Hingga Minggu (30/11/2025), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat korban jiwa sementara akibat bencana hidrometeorologi di tiga provinsi tersebut mencapai 442 orang, dengan 402 orang lainnya masih dalam status hilang.
Saat ini, operasi pencarian, evakuasi, distribusi logistik, serta pembukaan akses wilayah terisolasi terus dilakukan secara terkoordinasi oleh BNPB, TNI, Polri, Basarnas, kementerian/lembaga terkait, dan pemerintah daerah.