Nasional

Prabowo Bawa “Oleh-oleh” dari Eropa: Kesepakatan Perdagangan Bebas Hingga Kemudahan Visa Schengen

  • July 15, 2025
  • 3 min read
Prabowo Bawa “Oleh-oleh” dari Eropa: Kesepakatan Perdagangan Bebas Hingga Kemudahan Visa Schengen Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen saat memberikan keger pers bersama di kantor pusat Uni Eropa, Berlaymont Building, Brussel, Belgia, pada Minggu (13/7/2025). Kedua pemimpin telah mencapai kesepakatan secara politik untuk menuntaskan IEU-CEPA pada September 2025. (Dok. Sekretariat Presiden)

JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto membawa sejumlah hasil penting dari kunjungannya ke markas Uni Eropa di Brussel, Belgia, pada Minggu (13/7/2025). Hasil tersebut mencakup kesepakatan politik untuk perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif (IEU-CEPA) hingga kemudahan Visa Schengen Multi-Entry bagi warga negara Indonesia (WNI).

Kesepakatan ini tercapai setelah pertemuan bilateral antara Presiden Prabowo dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di Gedung Berlaymont, lantai 13, markas Uni Eropa, Brussel.

Dalam kunjungan ini, Prabowo didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Budi Santoso, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, serta Duta Besar RI untuk Belgia Andri Hadi.

Selain Belgia, lawatan Prabowo ke Eropa juga mencakup Prancis, di mana ia menjadi tamu kehormatan pada perayaan Hari Bastille di Paris.

Terobosan Perdagangan Bebas

Salah satu capaian utama adalah kesepakatan politik untuk Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA), yang menandai penyelesaian negosiasi perdagangan bebas setelah lebih dari satu dekade dan 19 putaran pembahasan.

“Hari ini kami telah mencapai sebuah terobosan. Setelah 10 tahun negosiasi, kami menyepakati sebuah perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif, yang pada dasarnya adalah perjanjian perdagangan bebas,” kata Prabowo di Gedung Berlaymont, Brussel, Minggu (13/7/2025).

“Kami telah mencapai banyak kesepakatan yang pada intinya saling mengakomodasi kepentingan ekonomi kedua pihak dan bersifat saling menguntungkan,” imbuhnya.

Meski demikian, proses ini masih memerlukan penyelarasan hukum (legal scrubbing) sebelum penandatanganan dan ratifikasi. Prabowo berharap proses tersebut dapat segera rampung. “Tanda tangan ya, perlu waktu tentunya. Mudah-mudahan tidak lama,” ujarnya.

Ursula von der Leyen optimistis bahwa kemitraan ini akan memperkuat hubungan Uni Eropa dan Indonesia.

“Kita sama-sama merupakan demokrasi yang dinamis dan beragam. Kami mengetahui bahwa semboyan nasional Indonesia adalah Bhinneka Tunggal Ika, dan salah satu prinsip inti Uni Eropa adalah unity in diversity. Jadi, kita memang berbagi nilai dan ambisi yang sama,” ucapnya.

Tarif Impor Nol Persen

Dengan IEU-CEPA, hampir seluruh tarif perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa akan menjadi nol persen setelah diratifikasi.

“Hampir semua tarif kita sudah selesai ya, hampir semuanya 0 persen. Jadi ini saya katakan terobosan baru,” tutur Prabowo.

Kesepakatan ini membuka akses pasar Uni Eropa yang memiliki populasi lebih dari 460 juta jiwa dan kekuatan ekonomi global yang besar.

“Alhamdulillah suatu peristiwa bersejarah. Kita dalam keadaan ketidakpastian dunia sekarang, kita punya alternatif-alternatif yang kuat,” ungkap Prabowo.

Kemudahan Visa Schengen

Selain perdagangan, Uni Eropa juga memberikan kemudahan Visa Schengen Multi-Entry bagi WNI.

“Mulai sekarang, warga negara Indonesia yang mengunjungi Uni Eropa untuk kedua kalinya akan memenuhi syarat untuk Visa Schengen multi-entry,” kata Ursula.

“Hal ini akan memudahkan kunjungan, investasi, studi, dan hubungan. Intinya, kami sedang membangun jembatan antara masyarakat kita,” tambahnya.

Kawasan Schengen mencakup 29 negara Eropa yang menghapus kontrol perbatasan, memudahkan mobilitas antarnegara.

Kemitraan Strategis dan Investasi

Dalam pertemuan dengan Presiden Dewan Eropa António Costa pada Senin (14/7/2025), Prabowo membuka peluang bagi Uni Eropa untuk membangun rumah sakit dan kampus di Indonesia.

“Dalam dua tahun terakhir, Indonesia juga telah membuka banyak sektor untuk partisipasi asing, termasuk sektor kesehatan. Rumah sakit asing dan institusi medis internasional kini diperkenankan membuka cabang atau afiliasi di Indonesia,” jelasnya.

Prabowo juga menyoroti hubungan sosial-kultural yang erat, dengan 8 juta WNI mengunjungi Eropa setiap tahun dan lebih dari 3.000 mahasiswa Indonesia belajar di Eropa dengan beasiswa.

“Ke depan, kami ingin lebih banyak lagi pelajar Indonesia menimba ilmu di Eropa,” harapnya.

Uni Eropa juga berkomitmen meningkatkan hubungan bilateral ke level kemitraan strategis, berfokus pada geopolitik dan keamanan.

“Ini berarti komitmen jangka panjang yang didasarkan pada kepercayaan, timbal balik, dan saling menguntungkan, hal ini akan melengkapi pekerjaan penting yang kita lakukan bersama sebagai bagian dari hubungan UE-ASEAN,” kata Ursula.

Kemitraan ini diharapkan menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan kepercayaan pasar, dan memperkuat posisi Indonesia di tengah dinamika global.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *