JAKARTA – Polemik utang proyek Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) atau Whoosh akhirnya mendapat penyelesaian setelah Presiden RI Prabowo Subianto secara langsung turun tangan mengambil alih tanggung jawab pelunasan.

Sebelumnya, berbagai kementerian dan lembaga saling mencari solusi untuk membayar utang tersebut, mengingat Kementerian Keuangan menolak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Presiden Prabowo menegaskan bahwa keberadaan kereta cepat harus dilihat dari manfaat bagi masyarakat, bukan sekadar perhitungan untung rugi. Ia menyebut, semua sarana teknologi untuk kepentingan publik merupakan tanggung jawab pemerintah melalui mekanisme public service obligation (PSO).

“Jadi saya sekarang tanggung jawab Whoosh. Whoosh itu, semua pabrik transportasi di seluruh dunia, jangan dihitung untung rugi, hitung manfaat nggak untuk rakyat. Di seluruh dunia begitu, ini namanya public service obligation,” kata Prabowo saat meresmian Stasiun Tanah Abang Baru di Cideng, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (4/11/2025).

Prabowo juga meminta publik tidak perlu meributkan polemik utang Whoosh, karena dirinya telah mempelajari masalah tersebut secara mendalam.

“Enggak usah khawatir ribut-ribut Whoosh. Saya sudah pelajari masalahnya. Tidak ada masalah, saya akan tanggung jawab nanti Whoosh semuanya,” ujarnya.

Presiden menekankan bahwa Indonesia bukan negara biasa, dan ia telah menghitung segala aspek permasalahan. Ia meminta PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) serta pihak terkait tidak perlu khawatir.

“Indonesia bukan negara sembarangan, saya hitung enggak masalah PT KAI nggak usah khawatir, semuanya nggak usah khawatir. Kita layani rakyat kita, kita berjuang untuk rakyat kita,” ucap dia.

Berdasarkan laporan keuangan unaudited per 30 Juni 2025 yang dipublikasikan di situs resmi, entitas anak KAI, PT PSBI, mencatatkan kerugian hingga Rp 4,195 triliun sepanjang 2024. Jika dihitung rata-rata per hari dalam setahun (365 hari), konsorsium BUMN Indonesia menanggung beban rugi dari KCIC sebesar Rp 11,493 miliar per hari.

Prabowo menjamin utang Whoosh akan dibayar oleh pemerintah sebesar Rp 1,2 triliun per tahun. Ia menilai polemik ini bukan masalah besar.

“Pokoknya enggak ada masalah, karena itu kita bayar mungkin Rp 1,2 triliun per tahun,” kata Prabowo.

Menurutnya, dana untuk membayar utang ke pihak China telah tersedia. Ia kembali menekankan agar Whoosh tidak hanya dinilai dari aspek keuangan, melainkan manfaatnya bagi masyarakat, seperti mengurangi kemacetan, polusi, dan mempercepat perjalanan.

“Manfaatnya, mengurangi macet, mengurangi polusi, mempercepat perjalanan, ini semua harus dihitung,” jelasnya.

Kereta cepat Whoosh. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyebut proyek Whoosh tak sekadar cari laba, tapi juga punya misi menghidupkan ekonomi daerah(Whoosh)

Untuk sumber pembayaran, Prabowo menyatakan akan menggunakan uang negara yang dikembalikan dari para koruptor.

“Duitnya ada. Duit yang tadinya dikorupsi (setelah diambil negara) saya hemat. Enggak saya kasih kesempatan. Jadi, saudara saya minta bantu saya semua. Jangan kasih kesempatan koruptor-koruptor itu merajalela. Uang nanti banyak untuk kita. Untuk rakyat semua,” ujar Prabowo.

Presiden juga menyinggung bahwa dana negara untuk kepentingan rakyat berasal dari pajak dan kekayaan negara. Ia mencontohkan subsidi tiket kereta api yang mencapai 60 persen dari pemerintah, sementara masyarakat hanya membayar 20 persen, sebagai wujud kehadiran negara.

“Tadi disampaikan Menhub, semua kereta api kita, pemerintah subsidi 60 persen, rakyat bayar 20 persen. Ya ini kehadiran negara, ini kehadiran negara. Dari mana uang itu? dari uang rakyat, dari pajak, dari kekayaan negara. makanya kita harus mencegah semua kebocoran,” kata Prabowo.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *