Nasional

Poin Pidato Prabowo di PBB: Serukan Perdamaian Dunia dan Dorong Kemerdekaan Palestina

  • September 24, 2025
  • 3 min read
Poin Pidato Prabowo di PBB: Serukan Perdamaian Dunia dan Dorong Kemerdekaan Palestina Presiden Prabowo Subianto di KTT PBB. (Dok. Setpres)

NEW YORK – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto tampil sebagai pembicara ketiga dalam Sidang Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, pada Selasa (23/9/2025).

Kehadiran ini menandai kembalinya Presiden Indonesia secara langsung di panggung PBB setelah absen selama lebih dari satu dekade.

Prabowo menyampaikan pidatonya setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Terakhir kali Presiden Indonesia berpidato di Sidang Umum PBB adalah pada 25 September 2012, saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berbicara pada Sidang Majelis Umum ke-67 di Markas PBB, New York, membahas upaya perdamaian dunia.

Sementara itu, pada era Presiden Joko Widodo, pidato di Sidang Umum PBB hanya disampaikan secara virtual, salah satunya pada 23 September 2021 di Sidang Umum ke-76.

Fokus pada Perdamaian Dunia dan Dukungan untuk Palestina

Dalam pidatonya, Prabowo mengangkat isu perdamaian dunia dan dukungan kuat Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina. Ia membuka pidato dengan menyoroti tantangan global yang ditandai oleh rasisme dan kebencian. Prabowo juga berbagi sejarah perjuangan Indonesia melawan penjajahan.

“Selama berabad-abad, bangsa Indonesia hidup di bawah penjajahan, penindasan, dan perbudakan. Kami diperlakukan lebih hina daripada anjing di Tanah Air kami sendiri,” kata Prabowo.

Ia menegaskan peran PBB dalam mendukung Indonesia selama perjuangan melawan penjajahan, kelaparan, penyakit, dan kemiskinan.

“Dalam perjuangan kami merebut kemerdekaan, dalam perjuangan kami melawan kelaparan, penyakit, dan kemiskinan, Perserikatan Bangsa-Bangsa berdiri bersama Indonesia dan memberikan bantuan yang sangat penting,” ujarnya.

Prabowo juga menyerukan penolakan terhadap doktrin yang membenarkan dominasi pihak kuat atas yang lemah.

“Yang kuat melakukan apa yang mereka bisa. Yang lemah menanggung apa yang harus mereka tanggung. Kita harus menolak doktrin ini. Perserikatan Bangsa-Bangsa ada untuk menolak doktrin ini,” tegasnya.

Dorongan untuk Kemerdekaan Palestina

Prabowo menyoroti krisis kemanusiaan di Gaza, Palestina, yang disebutnya sebagai genosida dengan banyak korban jiwa. Ia mengajak dunia untuk tidak tinggal diam.

“Akankah tak ada jawaban atas jeritan mereka? Akankah kita mengajari mereka bahwa umat manusia mampu menghadapi tantangan ini?” tanyanya.

Ia menegaskan dukungan Indonesia terhadap solusi dua negara (two-state solution) untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel.

“Saya ingin kembali menegaskan dukungan penuh Indonesia terhadap solusi dua negara di Palestina. Kita harus memiliki Palestina yang merdeka. Namun kita juga harus, kita juga harus mengakui, kita juga harus menghormati, dan kita juga harus menjamin keselamatan serta keamanan Israel,” ujar Prabowo.

Kesiapan Indonesia untuk Perdamaian Dunia

Prabowo menyatakan kesiapan Indonesia untuk berkontribusi dalam misi perdamaian dunia. Ia menyebut Indonesia siap mengirimkan 20.000 pasukan ke Gaza atau wilayah lain jika diperlukan oleh Dewan Keamanan PBB.

“Jika dan ketika Dewan Keamanan PBB dan majelis besar ini memutuskan, Indonesia siap untuk mengerahkan 20.000 atau bahkan lebih putra-putri kami untuk membantu mengamankan perdamaian di Gaza atau di tempat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *