Pesan COO Danantara Kepada Direksi BUMN Dinilai Harus Dibarengi Penguatan Antikorupsi

JAKARTA – Chief Operating Officer BPI Danantara, Dony Oskaria, menyampaikan lima pesan penting kepada direksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam acara IKA Fikom Unpad Executive Breakfast Meeting (EBM) bertema Kuartal Pertama Danantara, di Jakarta, pada Rabu (18/6/2025).
Lima pesan tersebut mencakup larangan berutang budi, tidak boleh bekerja dalam tekanan pihak lain, dilarang bermain golf pada hari kerja, tidak memiliki jumlah protokol berlebihan, serta larangan bagi istri direksi untuk ikut campur dalam urusan kantor.
Terkait pesan-pesan tersebut, pegiat antikorupsi sekaligus Ketua IM57+ Institute, Lakso Anindito, memberikan tanggapannya. Ia menilai langkah ini sebagai simbol optimalisasi perbaikan BUMN, namun menekankan pentingnya penguatan sistem antikorupsi.
“Menjadi penting bahwa penguatan komitmen anti-korupsi melalui sistem, misalnya dengan konsistensi pengambilan keputusan sesuai prinsip business judgement rule memiliki tingkat urgensi yang lebih tinggi. Hal tersebut untuk mencegah penggunaan berbagai sarana untuk melanggar prinsip integritas,” ujar Lakso.
Ia pun menyoroti bahwa adanya larangan intervensi keluarga mencerminkan sering terjadinya konflik kepentingan di perusahaan plat merah. Ia berharap adanya pengelolaan konflik yang lebih serius di BUMN.
“Larangan intervensi keluarga bisa dimaknai secara lebih serius dengan adanya pengelolaan konflik kepentingan di BUMN dengan lebih serius. BUMN memiliki rekam jejak potensi konflik kepentingan sehingga pengelolaan serius dibutuhkan,” jelasnya.
Dalam diskusi yang diadakan oleh IKA Fikom Unpad, Dony menjelaskan bahwa dirinya kerap menitipkan lima pesan kepada direksi-direksi BUMN usai rapat umum pemegang saham (RUPS).
“Saya berkali-kali menyampaikan setiap habis RUPS, saya selalu panggil boardnya dan saya sampaikan lima pesan kepada mereka bahwa saya tidak minta macam-macam. Nomor satu adalah saya sampaikan bahwa kalian tidak boleh berutang budi kepada siapapun karena kalian dipilih secara profesional berdasarkan kepada kompetensi,” kata Dony di Jakarta, Rabu (18/6/2025).
Kedua, Dony mengingatkan direksi untuk tidak bekerja di bawah tekanan pihak lain. Jika ada pihak yang mencoba menekan, direksi diminta melaporkan hal tersebut kepadanya.
“Jadi tidak ada boleh pekerjaan yang ditekan karena nama A nama B nama C. Kalau ada yang menekan laporkan ke saya, saya juga akan melaporkan. Kalau saya mampu, kalau saya tidak mampu saya melaporkan lagi ke atasnya. Jadi saya bilang tidak boleh bekerja dalam tekanan, lakukan secara profesional,” tegasnya.
Ketiga, Dony melarang direksi BUMN bermain golf pada hari atau jam kerja. Menurutnya, hal ini dapat merusak kepercayaan masyarakat dan mencoreng citra BUMN.
“Bukan apa-apa, saya bilang itu memberikan persepsi yang tidak bagus kepada masyarakat. Kita kan digaji proper, digaji bagus, masa ya kita hari kerja ada di lapangan golf. Menurut saya itu, saya bilang saya tidak bisa mentolerir itu. Bukan buat kepentingan saya, tetapi kita harus menjaga bahwa BUMN ini korporasi,” ujarnya.
Keempat, Dony mengkritik keberadaan protokol berlebihan, termasuk untuk istri direksi. Ia membandingkan dengan pejabat di luar negeri yang tidak menggunakan protokol berlebihan.
“Saya bilang saya tidak suka orang punya protokol banyak-banyak itu. Bahkan istri juga ada protokolnya, itu. Saya ketemu juga banyak CEO-CEO di dunia tidak ada punya protokol 10, ya ajudannya 8 gitu. Saya bilang kita apalagi pegawai negara,” jelas Dony.
Kelima, Dony menegaskan bahwa istri direksi dilarang terlibat dalam urusan kantor, seperti menentukan dekorasi atau acara perusahaan.
“Saya nggak mau itu istri nentuin hordeng, istri nentuin penyanyi, istri nentuin acara gitu. Ini kan kantor, bukan warisan orang tua gitu,” tuturnya.