Pertemuan Prabowo-Jokowi Diyakini Redam Isu Pemakzulan Gibran

JAKARTA – Analis komunikasi politik Hendri Satrio, atau yang akrab disapa Hensa, menilai pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) memiliki dampak signifikan dalam meredakan isu pemakzulan Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka.
Hensa menilai, kehadiran Gibran dalam pertemuan tersebut menjadi indikasi kuat bahwa isu pemakzulan yang sempat mencuat akan mereda.
“Dengan adanya Prabowo bersilaturahmi ke kediaman Jokowi, bisa jadi mereka juga membicarakan isu-isu terkini, dan saya melihat setelah pertemuan itu isu terkait pemakzulan wapres ini akan mereda ke depannya,” ujar Hensa kepada wartawan.
Selain itu, pertemuan ini juga dianggap memperjelas hubungan antara Partai Gerindra dan PDI Perjuangan.
Prabowo menyebut hubungan kedua partai sebagai “kakak-adik”, yang menurut Hensa menunjukkan keinginan untuk menjaga independensi pemerintahan sekaligus membuka ruang kerja sama lintas partai tanpa ikatan koalisi formal.
“Prabowo menggunakan bahasa kakak-adik itu untuk menegaskan bahwa Gerindra dan PDI Perjuangan tidak akan berkoalisi. Namun, ini bukan berarti mereka tidak bisa bekerja sama dan kompak dalam membenahi bangsa,” jelas Hensa.
Sebelumnya, Prabowo mengunjungi kediaman Jokowi di Solo, Jawa Tengah, pada Minggu (20/7/2025).
Kunjungan ini dilakukan dalam rangka silaturahmi sekaligus berbagi cerita mengenai hasil lawatan kenegaraan ke sejumlah negara, seperti Arab Saudi, Brasil, Belgia, dan Prancis.
Prabowo tiba di kediaman Jokowi sekitar pukul 18.00 WIB bersama Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka.
Setibanya di lokasi, keduanya disambut langsung oleh Jokowi dan Iriana. Pertemuan berlangsung hangat dan akrab, dengan pembahasan mencakup isu-isu terkini serta capaian dari lawatan kenegaraan selama 15 hari.
“Cerita baru keliling dari luar negeri, beliau juga mengikuti rupanya. Saya ceritakan terobosan-terobosan yang kita dapat kemarin, terutama dengan Uni Eropa. 10 tahun perundingan (CEPA), akhirnya tembus,” kata Prabowo dalam keterangannya.
Prabowo juga menyebutkan sejumlah hasil positif dari kunjungannya.
“Alhamdulillah dapat hasil-hasil yang lumayan, yang cukup bagus. Saya juga mampir di Belarus. Mereka punya potash, mereka butuh karet kita, mereka butuh banyak komoditas kita,” ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo menegaskan bahwa posisi Indonesia sebagai negara non-blok tetap dihormati dunia.
Indonesia terus menjalin persahabatan dan kerja sama dengan berbagai pihak tanpa memihak pada blok tertentu.
“Dan Indonesia, ya saya meneruskan tradisi Indonesia sebagai negara non-blok, non-aligned. Kita terkenal bahwa kita tidak mau ikut blok manapun. Kita ikut di BRICS dari kepentingan ekonomi kita. Tapi kita ikut juga, kita daftar di OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development),” tutur Prabowo.
“Jadi kita benar-benar kita diterima oleh semua pihak. Bahwa Indonesia neutral. Indonesia menghormati semua negara, Indonesia ingin bersahabat dengan semua negara, Indonesia tidak mau campur tangan dengan urusan dalam negeri negara manapun dan ini kita diterima,” sambungnya.