Peran Mata-Mata Iran Di Balik Tewasnya Nasrallah
Selama beberapa bulan, Israel mempersiapkan serangan untuk menghabisi Hassan Nasrallah, Sekretaris Jenderal Hizbullah, dengan dukungan intelijen Iran yang berperan penting dalam keberhasilan operasi tersebut. Bagaimana operasi ini dilakukan?
Target utama Israel adalah markas besar Hizbullah di Dahieh, wilayah selatan Beirut, yang diduga menjadi lokasi tiga bangunan dengan ruang bawah tanah khusus untuk menyimpan senjata strategis. Bangunan sipil di atasnya berfungsi sebagai perisai.
Dalam pernyataan pers pada Jumat, 27 September 2024, Juru Bicara IDF, Laksamana Muda Daniel Hagari, mengungkapkan bahwa fasilitas penyimpanan senjata tersebut terletak di lantai parkir gedung. Informasi penting diperoleh dari seorang mata-mata Iran pada Jumat sore, yang melaporkan kedatangan Nasrallah di markas tersebut.
“Cara rudal disimpan di bangunan-bangunan ini memungkinkan rudal tersebut dipindahkan dan diluncurkan ke luar bangunan dalam hitungan menit,” ungkap Daniel.
Serangan diluncurkan pada Jumat malam, menargetkan bunker yang sangat dilindungi, terletak lebih dari 18 meter di bawah tanah, tempat Nasrallah dan pimpinan Hizbullah lainnya berkumpul untuk membahas strategi melawan Israel.
“Kami mendapat informasi intelijen bahwa Nasrallah sedang bertemu dengan teroris senior, dan kami bertindak sesuai dengan itu,” tutur Letnan Kolonel Nadav Shoshani, juru bicara IDF, kepada Wall Street Journal.
Jet F-35 Israel, yang dilengkapi dengan bom penghancur bunker, dikerahkan untuk operasi terbesar dalam sejarah Israel di pusat kota Beirut. Hampir 80 ton bahan peledak, termasuk sekitar 85 bom penghancur bunker khusus, dijatuhkan. Bom-bom ini mampu menembus hingga 30 meter ke dalam tanah serta masih dapat menghancurkan beton bertulang setebal enam meter di dalamnya, sehingga memastikan serangan mencapai target bunker dengan presisi.
Serangan tersebut menewaskan Nasrallah dan sedikitnya 20 orang lainnya serta melukai sekitar 100 orang. Hizbullah mengonfirmasi kematian Nasrallah, bersama dua komandan senior, Ali Karaki dan Nabil Qaouk.
“Semua yang kami rencanakan dilaksanakan dengan tepat, tanpa kesalahan, baik dalam intelijen, perencanaan, dengan pesawat, dan operasi itu sendiri. Semuanya berjalan lancar,” kata komandan Skuadron ke-69 Angkatan Udara Israel, seperti dikutip Times of Israel.
Jenazah Nasrallah ditemukan dalam kondisi utuh di lokasi serangan, dengan penyebab kematian diduga akibat trauma tumpul yang disebabkan oleh kekuatan ledakan, menurut sumber Reuters.