Nasional

Nonaktifkan Sahroni dan Nafa Urbach dari DPR, Surya Paloh Terlihat Amini Usul Hensa

  • August 31, 2025
  • 3 min read
Nonaktifkan Sahroni dan Nafa Urbach dari DPR, Surya Paloh Terlihat Amini Usul Hensa Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh. (Dok. Nasdem)

JAKARTA – Partai Nasdem resmi menonaktifkan dua anggota DPR RI, Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, dari keanggotaan mereka di parlemen. Keputusan ini ditetapkan melalui surat yang ditandatangani Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan Sekretaris Jenderal Hermawi Taslim pada Minggu (31/8/2025).

Hermawi mengatakan, penonaktifan keduanya akan berlaku mulai 1 September 2025.

“Bahwa atas pertimbangan hal-hal tersebut di atas, dengan ini DPP Partai NasDem menyatakan terhitung sejak hari Senin, 1 September 2025, DPP Partai NasDem menonaktifkan saudara Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach sebagai Anggota DPR RI dari Fraksi Partai NasDem,” ujar Hermawi dalam keterangan resmi, Minggu.

Hermawi menjelaskan bahwa keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan aspirasi masyarakat sebagai landasan utama Partai Nasdem.

Namun, ia menilai pernyataan kedua kader tersebut telah menyakiti perasaan publik dan tidak sejalan dengan nilai perjuangan partai.

“Hal tersebut merupakan penyimpangan terhadap perjuangan Partai NasDem,” tegasnya.

Sejalan dengan usulan Hensa

Sebelumnya, analis komunikasi politik Hendri Satrio menyarankan agar Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach mempertimbangkan mundur dari jabatan mereka sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. Hal itu ia katakan kepada wartawan pada Sabtu (30/8/2025).

Analis komunikasi politik, Hendri Satrio (Hensa), saat peluncuran buku karyanya dengan judu “MOMENTUM Karier, Politik, & Aktivitas Media Sosial (22/2/2022). (Foto: Dok. KedaiKOPI)

Menurut Hensa, sapaan akrabnya, langkah tersebut merupakan pilihan strategis yang tidak hanya akan meredam gejolak di masyarakat, tetapi juga menjadi ujian bagi rasa nasionalisme mereka dalam mendengarkan aspirasi rakyat yang menuntut pertanggungjawaban.

“Kini nasionalisme mereka diuji. Mereka harusnya mendengarkan rakyat dengan mundur dari kursi mereka, atau selamanya akan terus terjadi situasi seperti saat ini, aksi di mana-mana,” kata Hensa kepada wartawan.

Tak hanya Sahroni dan Nafa Urbach, ia juga menyarankan agar Eko Patrio dan Uya Kuya yang berasal dari Partai Amanat Nasional (PAN) juga mundur dari jabatannya sebagai anggota legislatif.

Ia menekankan bahwa pengunduran diri dari jabatan legislatif juga akan menjadi bentuk empati yang kuat terhadap kondisi masyarakat yang resah akibat pernyataan-pernyataan mereka sebelumnya.

“Pilihannya tinggal mundur mendengarkan rakyat, atau bertahan sampai situasinya makin panas dan parah,” katanya.

Sahroni dan Nafa Urbach picu kericuhan publik

Sebelumnya, pernyataan kontroversial dari Sahroni dan Nafa memicu kemarahan publik. Sahroni menyebut usulan pembubaran DPR RI sebagai ide “tolol” dan mendukung tindakan tegas Polda Metro Jaya terhadap massa aksi anarkis, termasuk anak-anak.

Sementara itu, Nafa Urbach memicu polemik dengan membela kenaikan tunjangan anggota DPR RI, menyebutkan kemacetan dari kantornya di Kebayoran menuju gedung DPR sebagai salah satu alasannya.

Protes masyarakat terhadap kenaikan tunjangan DPR RI telah berlangsung sejak 25 Agustus 2025 dan berlanjut pada 28 Agustus.

Situasi memanas setelah seorang driver ojek online, Affan Kurniawan, tewas akibat dilindas mobil Brimob. Peristiwa ini memicu kemarahan, terutama di kalangan driver ojol, dan memicu unjuk rasa di berbagai kota seperti Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Solo, Tegal, Cilacap, hingga Makassar.

Aksi unjuk rasa ini diwarnai bentrokan antara massa dan aparat. Sejumlah fasilitas umum, termasuk halte bus dan kantor kepolisian, menjadi sasaran pembakaran.

Bahkan, kantor Gubernur Jawa Timur di Surabaya ikut dibakar pada Sabtu (30/8/2025).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *