MBS Ajak Dunia Islam Dukung Iran Menghadapi Israel

Pada Sabtu (14 Juni 2025), Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS), melalui panggilan telepon dengan Presiden Iran Masoud Pezeshkian, menyatakan dukungan yang kuat bagi Republik Islam Iran terkait serangan yang dilakukan Israel.
Ia menegaskan bahwa Riyadh dan seluruh dunia Islam berdiri bersama Iran dalam menghadapi situasi ini MBS secara terang menyebut,
“Arab Saudi berdiri di samping saudara-saudara di Iran, dan seluruh dunia Islam mendukung Anda” .
Pernyataan ini menunjukkan geser diplomasi Riyadh, yang dalam beberapa tahun terakhir aktif membangun kembali hubungan dengan Teheran.
Lebih jauh, MBS memperingatkan bahwa Israel berusaha memperluas konflik untuk menyeret Amerika Serikat (AS) ke dalam pertikaian secara langsung. Menurutnya, upaya tersebut patut diwaspadai, dan Saudi mendukung Iran dalam menghadapi potensi eskalasi.
Di pihak Iran, Presiden Pezeshkian menyambut dukungan Riyadh serta negara-negara Islam secara luas. Ia menyatakan harapan agar serangan semacam itu tidak mematahkan upaya stabilisasi dan perdamaian yang tengah dijalankan Teheran.
Iran juga memberikan respons tegas atas agresi yang dianggapnya sebagai tindakan provokatif. Menurut laporan, Iran bahkan menembak jatuh beberapa jet tempur F‑35 milik Israel sebagai bentuk balasan langsung.
Situasi semakin tegang setelah Israel menjalankan serangan rudal dan drone besar‑besaran ke beberapa lokasi vital di Iran, termasuk fasilitas nuklir dan pertahanan udara, Jumat dini hari Israeli Defense Forces (IDF) melaporkan bahwa beberapa ilmuwan dan militer senior tewas dalam serangan tersebut.
Respons Iran datang dengan peluncuran puluhan rudal balistik ke arah Tel Aviv dan Yerusalem, serta wilayah strategis lainnya di Israel. Media Iran juga menayangkan aktivitas pertahanan udara di kota‑kota besar seperti Teheran dan Tabriz.
Pangeran MBS menegaskan bahwa Arab Saudi akan bekerja melalui jalur diplomatik untuk menekan Israel agar menghentikan agresinya. Pernyataan itu sekaligus menandai perpindahan Saudi dari posisi netral menjadi lebih proaktif dalam konflik ini.
Sikap Saudi ini mendapat perhatian internasional, karena menegaskan ada koalisi baru antara negara-negara Islam untuk mengutuk dan merespons serangan militer Israel terhadap Iran. Langkah Saudi memberi tekanan tambahan terhadap Israel agar menghentikan operasinya.
Analisis menunjukkan bahwa Saudi dan Iran, yang pernah mengalami ketegangan panjang sebelum rekonsiliasi dua tahun lalu, sekarang semakin dekat dalam menghadapi krisis serupa. Diplomasi Riyadh menyoroti pentingnya solidaritas Muslim dalam menghadapi ancaman eksternal.
Situasi ini memicu peringatan dari banyak pihak terkait risiko meluasnya konflik—apalagi jika AS ikut terseret. Negara-negara Teluk dan komunitas Islam global kini mendesak agar Israel mundur dari jalur kekerasan dan memilih solusi diplomatik.