Lebih Dipilih Jokowi Dibandingkan PPP, Ini Respon PSI

JAKARTA – Presiden ke-7 Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menolak wacana untuk menjadi Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menjelang Muktamar PPP 2025. Jokowi menyatakan kecenderungannya untuk bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
“Enggak lah. Di PPP saya kira banyak calon-calon ketua umum yang jauh lebih baik, yang punya kapasitas, kapabilitas, punya kompetensi,” ujar Jokowi, Jumat (6/6/2025).
Jokowi menilai banyak tokoh PPP yang lebih layak memimpin partai berlambang Kakbah itu.
Wacana Jokowi sebagai Ketua Umum PPP muncul karena sejumlah kader menilai pengalaman politik dan pemerintahannya dapat meningkatkan kembali elektabilitas PPP, yang gagal lolos ke Senayan pada Pemilu 2024.
Namun, Jokowi menegaskan bahwa PSI lebih sesuai baginya.
“Saya di PSI aja,” ujar Jokowi.
Wakil Ketua Umum PSI Andy Budiman pun menyatakan bahwa PSI adalah “rumah” bagi Jokowi.
“Seluruh kader dan pengurus PSI siap menyambut pak Jokowi jika bergabung dengan PSI. Bagaimanapun PSI adalah rumah pak Jokowi. Pintu kami terbuka selebar-lebarnya untuk beliau,” ujar Andy, Senin (9/6/2025).
Ia mengatakan, sejak awal PSI didirikan untuk mendukung Jokowi. Partai yang kini dipimpin oleh Kaesang Pangarep ini terus mendukung visi dan misi Jokowi.
“Kami akan terus memperjuangkan apa yang menjadi visi-misi pak Jokowi tentang kemajuan Indonesia,” ujar Andy.
Diketahui, PSI membuka peluang bagi siapa saja, termasuk Jokowi, untuk mendaftar sebagai calon ketua umum, dengan syarat memiliki kartu tanda anggota (KTA) PSI serta dukungan dari minimal lima Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan 20 Dewan Pimpinan Daerah (DPD).
Pendaftaran calon ketua umum PSI dibuka sejak 13 Mei 2025 hingga 18 Juni 2025. Pemilihan akan dilakukan melalui e-voting pada 12-19 Juli 2025, dengan hasil diumumkan pada Kongres PSI di Solo, Jawa Tengah, pada 19 Juli 2025.