Konflik Perbatasan Memanas, PM Kamboja dan Thailand Bertemu di Malaysia

JAKARTA – Ketegangan di kawasan perbatasan Kamboja dan Thailand yang telah berlangsung selama lima hari terakhir mendorong dua pemimpin negara bertetangga itu mengambil langkah diplomatik.
Perdana Menteri (PM) Kamboja Hun Manet dan Penjabat Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai tiba di Kompleks Seri Perdana, kediaman resmi PM Malaysia Anwar Ibrahim, pada Senin (28/7), untuk menggelar pertemuan trilateral membahas konflik tersebut.
Kunjungan kedua pemimpin berlangsung di tengah meningkatnya kekhawatiran internasional terhadap bentrokan bersenjata yang terjadi di wilayah perbatasan yang masih disengketakan.
Sejak pekan lalu, sejumlah laporan dari media regional dan internasional menyebutkan adanya pertukaran tembakan antara pasukan militer kedua negara, terutama di sekitar kawasan hutan terpencil yang belum memiliki demarkasi batas yang disepakati secara resmi.
Pertemuan di Kuala Lumpur ini tidak hanya mempertemukan dua pihak yang berkonflik, tetapi juga disaksikan oleh para pengamat kunci dari kekuatan global.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut adalah Duta Besar Amerika Serikat dan Tiongkok untuk Malaysia. Kehadiran dua duta besar dari negara-negara besar ini menandai besarnya perhatian dunia internasional terhadap stabilitas di Asia Tenggara.
PM Anwar Ibrahim dalam kapasitasnya sebagai ketua ASEAN diharapkan menjadi fasilitator untuk mencairkan ketegangan serta mencari jalur damai yang adil dan dapat diterima kedua belah pihak.
Malaysia terus mendorong solusi diplomatik dan penguatan mekanisme penyelesaian konflik lintas batas sesuai prinsip-prinsip Piagam ASEAN.
Sejumlah laporan menyebutkan adanya kerusakan fasilitas militer ringan di kedua sisi serta ketegangan di kalangan warga sipil yang tinggal di sekitar area konflik.
Langkah pertemuan ini dinilai sebagai bagian dari upaya preventif untuk menghindari eskalasi yang lebih luas dan berlarut-larut.
Baik Kamboja maupun Thailand memiliki catatan panjang sengketa wilayah di sepanjang perbatasan, termasuk konflik yang pernah memanas di sekitar wilayah kuil Preah Vihear pada 2011 lalu.
Pertemuan ini diperkirakan akan menjadi awal dari proses negosiasi lanjutan yang lebih formal, termasuk pembahasan jalur komunikasi militer dan pemantauan bersama di wilayah konflik.