Daerah

Komeng Soroti Banjir Jakarta, Ungkap Jabar Bukan Penyebab Sebenarnya

  • September 17, 2025
  • 2 min read
Komeng Soroti Banjir Jakarta, Ungkap Jabar Bukan Penyebab Sebenarnya Anggota DPD Alfiansyah Komeng berkelakar ketika sedang rapat dengar pendapat (RDP) bersama Kementerian Kehutanan (Kemenhut). (Dok. SS/ Youtube DPD RI)

JAKARTA – Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Jawa Barat, Alfiansyah Komeng, mengeluhkan pandangan yang kerap menyalahkan daerah pemilihannya (dapil), Jawa Barat, sebagai penyebab banjir di DKI Jakarta. Menurutnya, permasalahan banjir justru bersumber dari Jakarta sendiri.

Hal ini disampaikan Komeng dalam rapat Komite II DPD bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Gedung DPD/DPR/MPR, Senayan, Jakarta, pada Selasa (16/9/2025).

“Ya dari Jabar sendiri sebenarnya cuma mohon perlindungan, makin hilangnya hutan, lahan hutan seperti di Ciamis, hutan adat sudah hampir hilang. Dan permasalahannya memang kadang-kadang di Jakarta, tapi kita selalu disalahkan. Seperti banjir katanya datang dari Jabar,” ujar Komeng.

Dengan gaya khasnya, Komeng menyelipkan humor dalam pernyataannya.

“Karena Jakarta sendiri seperti Utan Kayu dan Utan Panjang sudah tidak ada. Walaupun hewan sudah masuk ke tol, seperti kijang, dan kijang itu Kijang Innova ya,” sambungnya sambil melawak, disambut tawa peserta rapat.

Komeng menilai Jawa Barat menanggung beban berat atas tudingan tersebut. Ia pun memohon perlindungan kepada KLHK untuk menjaga kelestarian hutan di wilayahnya.

Meski demikian, ia menyebutkan bahwa Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, telah mengimbau warga untuk menjaga hutan, satwa, dan sumber air. Dengan nada bercanda, Komeng kembali menghibur.

“Walaupun gubernur kita dari Jabar, KDM, Komeng dan Mulyadi, itu sudah memerintahkan untuk menjaga hutan, jaga satwa, jaga mata air, sampai jaga malam, kita untuk jaga hutan ini bagaimana caranya,” ucap Komeng, yang kembali mengundang tawa.

Namun, Komeng juga mengakui adanya tantangan. “Dan memang agak sulit. Di satu sisi kita membuka hutan untuk pangan karena ingin jadi lumbung pangan, dan di satu sisi hutannya jadi semakin hilang. Jadi itu saja dari Jabar,” imbuhnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *