Umum

Kenyataan Hari Ini: Naik MRT Ujung ke Ujung dan Sepiring Lontong Sayur di Cilandak

  • September 9, 2025
  • 3 min read
Kenyataan Hari Ini: Naik MRT Ujung ke Ujung dan Sepiring Lontong Sayur di Cilandak Ilustrasi Stasiun MRT dan sepiring lontong sayur. (Dok. Istimewa)

JAKARTA – Pagi yang cerah di Jakarta pada Sabtu (6/9/2025) dimulai dengan perjalanan unik analis komunikasi politik Hendri Satrio.

Kali ini, ia menjajal MRT dari ujung ke ujung, dari Stasiun Bundaran HI hingga Fatmawati, untuk keperluan yang tak biasa: menonton pertandingan basket 3×3 anaknya.

Namun, perjalanan ini tak hanya soal transportasi modern, melainkan juga tentang menyapa realitas kehidupan sehari-hari masyarakat, termasuk keluh kesah pedagang di Cilandak.

Perjalanan Santai di MRT

Hensa, sapaan akrabnya, memulai perjalanannya dengan santai, memilih eskalator ketimbang tangga untuk menuju peron Stasiun Bunderan HI.

“Saya sudah sering naik MRT, tapi baru kali ini dari ujung ke ujung,” ujarnya sambil tersenyum.

Pagi itu, suasana stasiun terasa sepi, mungkin karena akhir pekan. Kereta yang datang pun masih lengang, memungkinkan Hendri untuk memilih tempat duduk bebas.

“Masih kosong, pagi-pagi juga kali ya,” katanya, sebelum akhirnya terlelap sepanjang perjalanan hingga tiba di Stasiun Fatmawati.

Namun, turun di Stasiun Fatmawati tak semulus yang dibayangkan. Hensa sempat bingung mencari arah keluar.

“Harusnya ada peta yang lebih jelas di stasiun, biar mempermudah yang baru pertama kali turun,” usulnya.

Meski begitu, suasana sepi di stasiun pagi itu tetap mencuri perhatiannya.

“Sepi banget, mungkin karena hari Sabtu,” tambahnya.

Jalan Kaki Menuju Tujuan

Dari Stasiun Fatmawati, Hendri memutuskan untuk berjalan kaki sejauh satu kilometer menuju arena basket.

“Biar sehat dulu, sesuai maps, cuma 15 menit,” ucapnya sambil berjalan santai.

Perjalanan ini bukan sekadar soal sampai ke tujuan, tetapi juga tentang menikmati suasana kota dan berinteraksi dengan warga sekitar.

Di tengah langkahnya, ia menyempatkan diri mampir ke pedagang lontong sayur bernama Syahid di kawasan Cilandak untuk mendengar cerita mereka.

Keluh Kesah Pedagang: Biaya Hidup Mencekik

Syahid, seorang pedagang lontong sayur, mengeluhkan realitas banyak pedagang kecil kepada Hensa.

“Biasanya 35 porsi sarapan habis, sekarang pas dzuhur kadang habis, kadang enggak,” ungkap Syahid.

Ia juga bercerita tentang sulitnya menyediakan tetelan karena biaya yang kian mahal.

“Telur sekarang Rp30.000 per kilo, dulu cuma Rp19.000. Kalau naikin harga, pelanggan protes,” keluhnya.

Syahid pun turut berbagi cerita pedagang lain yang serupa dengannya. Salah satunya menyebutkan beban biaya hidup yang semakin berat, terutama saat musim libur sekolah.

“Kemarin Juli, (ada yang cerita ke saya) anak-anak pada pulang kampung, jalan-jalan, biaya besar. Ada yang bilang harus bayar Rp3 juta buat daftar ulang sekolah,” tutur Syahid menirukan cerita seorang pedagang.

Intermiten: Jalan, Makan, dan Refleksi

Hensa lalu melanjutkan perjalanannya dengan gaya “intermiten” ala dirinya: berjalan, berhenti untuk makan, lalu melanjutkan perjalanan sambil merenung.

“Jalan kaki, makan lontong sayur, jalan lagi. Biar turun dulu kalorinya,” candanya.

Di tengah canda, ia tak lupa mendoakan agar kondisi pedagang seperti Syahid bisa lebih baik.

“Semoga lancar, Pak,” ucapnya sembari membayar lontong sayur dengan telur.

Perjalanan Hensa kali ini bukan hanya tentang menikmati kenyamanan MRT atau menonton pertandingan basket anaknya.

Lebih dari itu, ia mencoba membawa kita pada kenyataan sehari-hari: suasana kota yang sepi di akhir pekan, perjuangan pedagang kecil menghadapi kenaikan biaya hidup, hingga kebutuhan sederhana seperti peta yang lebih jelas di stasiun.

Lewat video sederhana di akun Instagram @kenyataanhariini, Hensa mengajak kita untuk melihat Jakarta dari sudut pandang yang lebih manusiawi; dari peron MRT hingga warung lontong sayur di pinggir jalan.

Kenyataan Hari Ini adalah sebuah medium berbagi kenyataan setiap harinya, siapa pun mengirimkan cerita unik berbentuk audiovisual, tentang apa pun. Hasil dari pengiriman video tersebut akan diolah dalam bentuk tulisan cerita yang ditayangkan di rujakpolitik.com di kanal khusus bernama Kenyataan Hari Ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *