Nasional

Kantor Tempo Terima Kepala Babi, Tanggapan Hasan Nasbi Tuai Kontroversi

  • March 23, 2025
  • 2 min read
Kantor Tempo Terima Kepala Babi, Tanggapan Hasan Nasbi Tuai Kontroversi Kantor Tempo mendapat kiriman paket berisi kepala babi (Istimewa)

JAKARTA – Kantor redaksi Tempo di Jakarta menerima kiriman paket misterius berisi kepala babi pada Kamis (20/3/2025).

Paket tersebut dialamatkan kepada jurnalis Tempo, Francisca Christy Rosana, yang lebih dikenal dengan nama Cica, sekaligus host siniar “Bocor Alus Politik”.

Peristiwa ini memicu reaksi beragam, termasuk dari pihak Istana yang memberikan tanggapan kontroversial.

Kepala babi tanpa telinga itu tiba di kantor Tempo pada sore hari, dikirim melalui jasa ekspedisi tanpa identitas pengirim yang jelas.

Menurut Wakil Pemimpin Redaksi Tempo, Bagja Hidayat, paket tersebut diterima sekitar pukul 15.00 WIB.

““Tak ada yang menyenangkan mendapat kiriman potongan kepala mahluk hidup dari orang tak dikenal,” ujar Bagja Jumat (21/3/2025).

Ia menambahkan bahwa pihak Tempo sedang mempertimbangkan langkah hukum untuk menangani kasus ini.

Francisca atau Cica, yang menjadi target teror, dikenal sebagai jurnalis yang kerap mengupas isu politik melalui liputan investigatif dan siniar yang diproduksi Tempo.

Meski demikian, Cica menanggapi kejadian ini dengan santai melalui media sosial. Ia bahkan sempat berkomentar dengan nada guyon, meminta kiriman daging babi segar sebagai respons atas teror tersebut.

Kejadian ini sontak menjadi sorotan publik, terutama karena dianggap sebagai ancaman terhadap kebebasan pers.

Sejumlah pihak mendesak agar kasus ini diusut tuntas untuk mengungkap motif dan pelaku di balik pengiriman paket tersebut.

Hasan Nasbi: Dimasak Saja

Namun, respons berbeda justru datang dari Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi.

Saat dimintai tanggapan oleh wartawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Jumat (21/3/2025), Hasan tampak meremehkan insiden tersebut.

“Udah dimasak aja,” katanya santai.

Ketika wartawan meminta konfirmasi ulang, ia mengulangi pernyataan yang sama, “Masak saja, dimasak aja.”

Pernyataan Hasan ini langsung menuai kritik dari berbagai kalangan. Banyak yang menilai ucapannya tidak mencerminkan empati terhadap ancaman yang dialami jurnalis, sekaligus dianggap merendahkan isu kebebasan pers.

Hasan sendiri kemudian mengklarifikasi bahwa komentarnya merujuk pada sikap santai Cica dalam menyikapi teror tersebut.

“Jadi, saya bukan mengecilkan kebebasan pers, tapi justru kita harus mengecilkan si peneror,” ungkap Hasan.

Meski begitu, Hasan tetap bersikukuh bahwa insiden ini tidak mencerminkan ancaman terhadap kebebasan pers di Indonesia.

“Tidak ada yang berubah dari komitmen pemerintah tentang kebebasan pers,” ujar Hasan kepada wartawan.

Sementara itu, pihak Tempo menyatakan akan terus menjalankan tugas jurnalistiknya tanpa gentar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *