Houthi Yaman Berani Perang Lawan Amerika, Pengamat: Mereka Sudah Biasa
Jakarta – Yaman yang sedang dikuasai oleh kelompok Syiah Houthi menyatakan kesiapan mereka untuk berkonfrontasi langsung dengan Amerika Serikat dan Israel.
Pengamat Timur Tengah, Nasir Tamara, menyebut wajar masyarakat Yaman siap melawan AS dan Israel karena terbiasa berkonflik.
“Orang-orang Yaman itu sudah biasa konflik, karena sejak negara tu merdeka sudah berkonflik. Yaman yang sekarang ini merupakan penyatuan dari dua republik”, ungkapnya pada Minggu (5/1).
Ia juga mencontohkan pada saat perang Afghanistan, banyak warga Yaman yang ikut pergi bertempur bersama barisan tentara Amerika melawan Rusia di sana.
“Pada waktu perang Afghanistan banyak sekali orang-orang Yaman yang menjadi Mujahidin bertempur bersama pasukan Amerika Serikat melawan Rusia Jadi mereka tuh sudah sangat terlatih perang”, Tutupnya.
Baca Juga: Diksi “Pendudukan” Ottoman Dihapus Dari Kurikulum Baru Suriah
Sebelumnya, Kepala Departemen Media Houthi Zaid Al-Gharsi menyatakan rakyat Yaman sangat antusias dan bersemangat dalam menghadapi musuh-musuh mereka.
“Orang-orang Yaman bersemangat untuk terlibat dalam konflik dengan musuh-musuh bangsa, dan telah meneriakkan slogan ‘matilah Israel’ selama 20 tahun terakhir,” ungkap al-Gharsi pada Jumat (3/1).
Pernyataan Al-Gharsi disampaikan setelah AS menyerang fasilitas militer Houthi di Sanaa pada 2 Januari.
Baca Juga: Houthi laporkan serangan udara oleh AS-Inggris di Saada
Militer AS melancarkan serangan rudal ke fasilitas Houthi di Sanaa dan pesisir Yaman pada 30-31 Desember 2024.
Merespon serangan tersebut, juru bicara Houthi Mohammad Abdulsalam mengatakan bahwa Yaman akan terus membela dirinya pasca serangan tersebut.