Hensa: Kinerja Gibran di Papua Pertaruhkan Nasib Generasi Muda Indonesia

JAKARTA – Keberhasilan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam menjalankan penugasan khusus di Papua dinilai tidak hanya akan menjadi tolok ukur kapasitas pribadinya, tetapi juga mempertaruhkan nasib politisi muda di Indonesia pada masa mendatang.
Analis komunikasi politik Hendri Satrio mengatakan, Gibran memikul beban pembuktian yang sangat besar, bukan kepada generasi senior, melainkan kepada generasi muda yang telah memilih dan menaruh harapan padanya.
“Beban dia membuktikan bahwa dia bisa kerja itu bukan ke generasi yang lebih senior, tapi justru ke anak-anak muda yang seumuran dia, dan di bawahnya Gibran lagi,” ujar Hensa kepada wartawan.
Menurutnya, Gibran kini menjadi representasi anak muda di puncak kekuasaan. Konsekuensinya, kegagalan Gibran dalam menjawab ekspektasi publik bisa menimbulkan sentimen negatif dan ketidakpercayaan terhadap kemampuan generasi muda dalam memimpin.
“Kalau dia gagalnya di Wapres, otomatis susah anak muda diterima lagi,” tegasnya.
Hensa menambahkan, penugasan dari Presiden Prabowo Subianto ini menjadi ajang pembuktian yang krusial, mengingat Gibran selama ini lebih banyak terlihat dalam kegiatan seremonial. Publik menantikan sebuah “gebrakan” nyata.
“Begitu ada penugasan dari Pak Prabowo, ini ada harapan dari rakyat, ‘wah ini dia nih, pembuktian, Mas Gibran nih, kerja nih dia nih, beres enggak nih?’,” kata Hendri.
Ia menekankan bahwa pertaruhan ini menjadi semakin besar karena turut menyangkut nama baik Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai sosok yang mendorong Gibran ke panggung politik nasional.
“Sekali lagi ya, saya garis bawahi, pembuktian seorang Gibran itu bukan ke generasi yang lebih tua, tapi ke anak-anak muda. Karena kalau tidak bisa membuktikan kinerjanya, bisa marah-marah anak muda,” pungkasnya.