Ekonomi

Hapus Tantiem Direksi dan Komisaris BUMN, Prabowo: Kalau Keberatan, Segera Berhenti!

  • August 15, 2025
  • 2 min read
Hapus Tantiem Direksi dan Komisaris BUMN, Prabowo: Kalau Keberatan, Segera Berhenti! Presiden RI Prabowo Subianto saat menyampaikan pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR RI 2025 (Dok. Setpres)

JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto memberikan pernyataan tegas terkait penghapusan tantiem bagi dewan komisaris dan direksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Ia sudah mengutus Danantara untuk mengurus hal ini sekaligus mempersilakan para direksi dan dewan komisaris yang tidak setuju dengan keputusan ini untuk mengundurkan diri dari jabatannya.

“Kalau direksi itu, kalau komisaris itu keberatan, segera berhenti saudara-saudara sekalian,” kata Prabowo, saat pidato pendahuluan terkait Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RUU APBN) Tahun 2026 serta Nota Keuangan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, pada Jumat (15/8/2025).

Ia menyatakan bahwa masih banyak generasi muda berprestasi yang siap menggantikan posisi direksi dan komisaris BUMN.

Menurutnya, keputusan menghapus tantiem diambil karena pengelolaan sejumlah BUMN dinilai tidak wajar, termasuk adanya perusahaan yang merugi namun memiliki banyak komisaris.

“Ini serius, tidak masuk akal, ya. Jadi direksi dan komisaris kalau keberatan, tidak bersedia tidak menerima tantiem, berhenti. Banyak anak-anak muda yang mampu, yang siap menggantikan mereka,” ujar Prabowo.

Tantiem sendiri merupakan bagian dari keuntungan perusahaan yang diberikan kepada direksi, dewan komisaris, atau karyawan sebagai bentuk penghargaan.

Prabowo mencontohkan terdapat praktik yang tidak masuk akal dalam sebuah perusahaan BUMN yang memberikan tantiem hingga Rp 40 miliar per tahun untuk komisaris, padahal tugas mereka hanya menghadiri rapat sebulan sekali.

“Masa ada komisaris yang rapat sebulan sekali, tantiemnya Rp 40 miliar setahun,” kata dia.

Presiden juga menginstruksikan agar jumlah komisaris di setiap BUMN dibatasi maksimal enam orang. Ia menyinggung penggunaan istilah “tantiem” yang menurutnya sengaja dipilih untuk membingungkan, karena dianggap sebagai istilah asing yang sulit dipahami.

“Saya pun tidak mengerti apa arti tantiem itu. Itu akal-akalan mereka saja. Dia memilih istilah asing supaya kita tidak mengerti apa itu tantiem,” ujar Prabowo, yang disambut tawa peserta sidang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *