Sport Umum

FIFA Ungkap Skandal Pemalsuan Dokumen Naturalisasi Tujuh Pemain Malaysia

  • October 7, 2025
  • 3 min read
FIFA Ungkap Skandal Pemalsuan Dokumen Naturalisasi Tujuh Pemain Malaysia Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) menemukan adanya pemalsuan dokumen dalam proses naturalisasi tujuh pemain tim nasional Malaysia. (Dok, Istimewa)

JAKARTA – Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) menemukan adanya pemalsuan dokumen dalam proses naturalisasi tujuh pemain tim nasional Malaysia. Temuan ini mengungkap bahwa kakek atau nenek dari para pemain tersebut tidak lahir di Malaysia, bertentangan dengan dokumen yang diajukan oleh Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM).

FIFA mengungkapkan, kakek atau nenek dari tujuh pemain naturalisasi Malaysia tidak lahir di Malaysia.

Hasil investigasi FIFA menunjukkan perbedaan dengan dokumen yang sebelumnya diserahkan FAM, sebagaimana dilansir VnExpress. Atas temuan ini, Komite Disiplin FIFA menjatuhkan denda sebesar 350.000 franc Swiss (sekitar Rp 7,3 miliar) kepada FAM pada 26 September 2025.

Tujuh pemain yang menjadi sorotan adalah Gabriel Palmero, Jon Irazabal, Facundo Garces, Rodrigo Holgado, Imanol Machuca, Joao Figueiredo, dan Hector Hevel. Masing-masing pemain juga dijatuhi denda 2.000 franc Swiss dan larangan beraktivitas di dunia sepak bola selama 12 bulan.

Dalam laporan setebal 19 halaman yang dipublikasikan Komite Disiplin FIFA pada Senin (6/10/2025) malam, FIFA merinci bukti pemalsuan dokumen yang digunakan untuk mengesahkan proses naturalisasi.

FAM sebelumnya menyerahkan salinan akta kelahiran yang disebut berasal dari Malaysia sebagai bukti garis keturunan pemain.

Namun, hasil investigasi menunjukkan bahwa kakek-nenek para pemain tersebut sebenarnya lahir di negara asal mereka masing-masing yakni Argentina, Brasil, Belanda, dan Spanyol.

Berikut adalah rincian temuan FIFA mengenai tempat lahir kakek atau nenek para pemain:

Hector Hevel
Kakek: Hendrik Hevel
Tempat lahir (versi FAM): Malaka, Malaysia
Tempat lahir (versi FIFA): Den Haag, Belanda

Gabriel Palmero
Nenek: Maria Belen
Tempat lahir (versi FAM): Malaka, Malaysia
Tempat lahir (versi FIFA): Santa Cruz de la Palma, Spanyol

Facundo Garces
Kakek: Rogelio Garces
Tempat lahir (versi FAM): Penang, Malaysia
Tempat lahir (versi FIFA): Santa Fe de la Cruz, Argentina

Rodrigo Holgado
Kakek: Omar Holgado
Tempat lahir (versi FAM): George Town, Malaysia
Tempat lahir (versi FIFA): Buenos Aires, Argentina

Imanol Machuca
Nenek: Agueda Alaniz
Tempat lahir (versi FAM): Penang, Malaysia
Tempat lahir (versi FIFA): Roldan, Argentina

Joao Figueiredo
Nenek: Nair de Oliveira
Tempat lahir (versi FAM): Johor, Malaysia
Tempat lahir (versi FIFA): Abre Campo, Brasil

Jon Irazabal
Kakek: Gregorio Irazabal
Tempat lahir (versi FAM): Kuching, Malaysia
Tempat lahir (versi FIFA): Viscaya, Spanyol

FAM membantah tuduhan pemalsuan dokumen. Dalam laporan pembelaannya kepada FIFA, FAM menyebut proses naturalisasi telah dilakukan sesuai hukum Malaysia dan disetujui oleh otoritas resmi.

“Baik FAM maupun para pemain tidak mengetahui adanya kemungkinan bahwa sebagian dokumen yang diserahkan telah dipalsukan. FAM tidak pernah terlibat dalam pembuatan dokumen yang kini disebut palsu,” tulis FAM dalam tanggapannya.

Namun, FIFA menilai pembelaan tersebut tidak memadai. Komite Disiplin FIFA menegaskan pentingnya keaslian dokumen, terutama karena kasus ini berkaitan dengan kompetisi internasional dan prinsip fair play.

FIFA juga menemukan kelemahan dalam sistem verifikasi dokumen Malaysia.

Departemen Pendaftaran Nasional Malaysia (NRD) disebut tidak menerima dokumen asli, melainkan salinan yang berasal dari sumber sekunder.

NRD pun mengaku tidak dapat menemukan akta kelahiran tulisan tangan asli, yang memperkuat dugaan lemahnya proses verifikasi oleh otoritas nasional.

Kasus ini mencuat setelah ketujuh pemain tersebut tampil dalam pertandingan Kualifikasi Piala Asia 2027 melawan Vietnam, di mana Malaysia menang 4-0 dengan dua gol dicetak oleh pemain naturalisasi. Jika pelanggaran ini terbukti final, Malaysia berpotensi kehilangan poin atau bahkan didiskualifikasi dari turnamen tersebut.

FAM memiliki waktu hingga 9 Oktober 2025 untuk mengajukan banding resmi ke FIFA. Jika banding ditolak, FAM dapat membawa kasus ini ke Pengadilan Arbitrase Olahraga dalam waktu 21 hari.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *