Nasional

Eks Kepala BNPT: Terorisme Tidak Identik dengan Islam!

  • August 27, 2025
  • 2 min read
Eks Kepala BNPT: Terorisme Tidak Identik dengan Islam! Eks Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam YouTube Hendri Satrio Official. (Dok. SS/ YouTube Hendri Satrio Official)

JAKARTA – Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol. (Purn) Boy Rafli Amar menegaskan bahwa terorisme tidak identik dengan agama Islam.

Dalam podcast YouTube Hendri Satrio Official, ia menjelaskan bahwa aksi terorisme dapat dilakukan oleh individu atau kelompok dari berbagai latar belakang keyakinan, dan stigma yang mengaitkan terorisme hanya dengan Islam perlu diwaspadai.

“Terorisme itu tidak identik dengan Islam. Bisa juga dari latar belakang keyakinan lain. Melakukan aksi kekerasan itu ada, dan sudah ada contoh-contohnya. Tetapi ada stigma yang hendak dibangun, nah ini yang harus kita waspadai sebagai bangsa Indonesia,” ujar Boy Rafli dalam wawancara tersebut.

Boy menjelaskan bahwa Indonesia, sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim, menganut Islam rahmatan lil alamin yang moderat, menghormati perbedaan, dan bertoleransi. Karakter Islam moderat ini, yang sering disebut sebagai Ahlus Sunnah Wal Jamaah, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan tanpa kecenderungan ekstrem kanan maupun kiri.

Namun, ia memperingatkan adanya narasi yang dibangun oleh kelompok teroris untuk menarik simpati, seolah-olah mereka berjuang atas nama agama.

“Narasi-narasi ini, seperti yang dilakukan oleh kelompok seperti Al-Qaeda atau ISIS, memanfaatkan simbol-simbol agama. Kalau kita tidak waspada, kita bisa terjebak dalam skenario mereka,” tegasnya.

Boy juga menyinggung fenomena propaganda ISIS yang sempat memengaruhi sejumlah warga Indonesia pada 2013-2016.

Saat itu, menurutnya, banyak yang terbujuk untuk berangkat ke Suriah melalui Turki atau Irak. Boy mengungkapkan mereka bahkan rela menjual rumah dan membawa keluarga dengan harapan mendapatkan kehidupan yang dijanjikan, seperti gaji, pendidikan gratis, dan asuransi.

“Padahal, kenyataannya adalah kehancuran. Banyak yang akhirnya terjebak di kamp pengungsian,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Boy menegaskan bahwa Islam di Indonesia memiliki karakter saling tolong-menolong dan rela berkorban untuk tanah air, sebagaimana yang diajarkan oleh leluhur bangsa.

Ia menyebutkan bahwa ideologi Pancasila menjadi fondasi kuat bagi Indonesia sebagai negara majemuk, yang menolak narasi kebencian terhadap bangsa sendiri seperti yang disebarkan oleh kelompok teroris.

“Indonesia punya Islam rahmatan lil alamin, bukan Islam yang membenarkan kekerasan, apalagi menyakiti atau membunuh. Kita harus menjaga nilai-nilai ini agar tidak terbawa arus propaganda ekstrem,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *