JAKARTA – Komisi IX DPR RI berkolaborasi dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) mengadakan sosialisasi Program Bangga Kencana bersama mitra kerja di Jl. Mandor Hasan, Cipayung, Jakarta Timur. Acara ini turut melibatkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), serta Perhimpunan Perawat Masyarakat Indonesia (P2MI).
Program tersebut difokuskan untuk memperkuat ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui pendidikan, perencanaan keluarga yang baik, serta peningkatan pemahaman masyarakat mengenai kesehatan reproduksi dan gizi seimbang.
Keluarga sebagai Pondasi Bangsa
Zainul Munasichin dari Komisi IX DPR RI menyampaikan materi pertama. Ia menekankan bahwa keluarga merupakan pondasi utama dalam membangun bangsa yang kuat. Untuk mewujudkan keluarga yang sejahtera, perencanaan berkeluarga perlu dimulai sejak dini, dimulai dengan kesadaran usia ideal menikah, yaitu 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki.
Menikah di usia terlalu muda dapat meningkatkan risiko terhadap kesehatan reproduksi, kesiapan psikologis, serta stabilitas rumah tangga. Oleh karena itu, kematangan usia dan kesiapan mental sangat penting agar keluarga dapat tumbuh harmonis dan sejahtera.
Dalam menghadapi tantangan ekonomi, ia juga mengimbau pasangan muda untuk mengatur jarak kelahiran anak dengan menerapkan prinsip “Dua Anak Cukup”. Pengaturan jarak kelahiran tidak hanya membantu keseimbangan finansial keluarga, tetapi juga mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.
Selain itu, Zainul mengajak generasi muda untuk terus meningkatkan keterampilan dan kompetensi agar mampu bersaing di dunia kerja. Pemerintah, lanjutnya, telah menyiapkan berbagai program untuk membuka lapangan kerja, namun kesiapan individu menjadi kunci utama untuk memanfaatkannya.
Sebagai penutup, ia menegaskan pentingnya pola hidup sehat, olahraga rutin, serta kesadaran bahwa keluarga sehat dan cerdas adalah kunci lahirnya generasi kuat menuju Indonesia Maju.
Kesehatan Reproduksi dan Pencegahan Stunting
Materi kedua dibawakan Nurdini Wahyuningsih, yang membahas Sosialisasi Program Bangga Kencana bersama Mitra Kerja. Ia menekankan pentingnya pemeriksaan kesehatan bagi calon pengantin minimal tiga bulan sebelum menikah, guna mendeteksi kondisi kesehatan sejak dini. Misalnya, calon pengantin perempuan yang mengalami anemia dapat segera mendapatkan penanganan di puskesmas.
Selain itu, setiap ibu hamil dianjurkan melakukan pemeriksaan kehamilan minimal enam kali di fasilitas kesehatan agar kondisi ibu dan janin selalu terpantau.
Setelah melahirkan, ibu disarankan memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama dan menggunakan KB pasca persalinan untuk mencegah jarak kehamilan yang terlalu dekat — salah satu faktor risiko stunting pada anak.
Nurdini juga mengingatkan pentingnya menyediakan makanan bergizi seimbang di rumah dengan memperhatikan asupan protein bagi seluruh anggota keluarga, khususnya ibu dan anak, demi mendukung kesehatan dan kualitas hidup yang lebih baik.
Pemberdayaan Ekonomi Melalui UPPKA dan Kampung KB
Dede Irawan menyampaikan materi ketiga, menjelaskan peran BKKBN dalam program pemberdayaan masyarakat seperti Kader KB, Kampung KB, dan UPPKA (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor). Program UPPKA menjadi inisiatif pemberdayaan ekonomi keluarga dengan pendampingan kader di lapangan.
Melalui kegiatan ini, pengembangan sasaran program MBG (Makanan Bergizi) diarahkan kepada balita dan batita di Posyandu agar intervensi gizi tepat sasaran.
Berbagai upaya tersebut mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur, sebagai bentuk komitmen bersama dalam meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan keluarga di wilayah tersebut.