Manchester City akhirnya mempunyai kiper kelas dunia, setelah kedatangan Gianluigi Donnarumma di akhir-akhir transfer musim panas ini. City sejatinya tidak ada “niatan” membeli Donnarumma, bahkan sudah melakukan buy back kiper mudanya dari Burnley, James Trafford. Bahkan saat Trafford datang, Ortega dan Ederson masih bertahan.
Ederson sendiri dianggap sebagai salah satu kelemahan city di musim lalu, beberapa kali Ederson dianggap gagal melakuan save yang seharusnya bisa dilakukan. Bahkan Ederson mendapat julukan dari fans City dan rival dengan julukan “one shot one goal”, yang menjelaskan betapa mudahnya City dibobol.
Menyadari hal tersebut, Pep medatangkan kembali kiper mudanya James Trafford. Tampil dua kali di EPL sebagai starting, Trafford melakukan blunder fatal saat menjamu Spurs, berakibat City kalah 0-2. Faktor inilah yang mendorong Pep dan jajaran City mendatangkan Donnarumma.
Donnarumma sendiri saat itu dalam kondisi tidak pasti di PSG. Dianggap sebagai salah satu pemain yang paling berjasa mengantar PSG meraih gelar Liga Champions. Bila ditarik ke belakang, lawatan PSG ke tim EPL, Liverpool dan Aston Villa, hampir saja menghentikan langkah PSG di Liga Champions.
PSG saat melawat ke Liverpool dalam kondisi tertinggal 0-1, karena kalah di Paris. Donnarummamenjadi aktor penting dengan menggagalkan sejumlah peluang emas Liverpool di waktu normal dan adu penalti. Saat melawan Aston Villa, memang PSG sempat unggul 2-0, tapi Villa berhasil mengejar dan unggul 2-3. Salah satu penyelematan penting Donnarumma adalah saat menepis tendangan keras Rashford.
Publik dan para pundit sepakbola menyebut penampilan Donnarumma di Liga Champions tidak hanya menjadikannya kiper terbaik dunia, tapi juga pemain terbaik dunia. Tapi negoisasi kontrak dengan PSG berjalan buntu, meski Donnarumma dikabarkan bersedia menurunkan permintaan besaran gaji. Di waktu yang sama, PSG mendatangkan kiper baru yang dianggap sebagai kiper terbaik liga Prancis, Lucas Chevalier.
Donnarumma dibekukan dari skuad dan PSG memberikan bandrol hanya 30 juta euro bagi klub yang berminat. Selain City, ada MU yang dikabarkan tertarik. Publik melihat MU yang akan mendapatkan Donnarumma, karena dua hal. Pertama, MU benar-benar butuh kiper baru, karena performa buruk Onana. Kedua adalah faktor politik, karena owner PSG adalah Qatar dan City dimiliki oleh Emirat Arab, yang punya historis politik bermusuhan.
Namun takdir berkata lain, akhirnya Donnarumma ke City. Menghadapi 3 pertandingan, Donnarumma baru kebobolan 1 gol yang dicetak Martinelli saat City bertandang ke markas Arsenal. Sepanjang pertandingan Donnarumma melakukan penyelematana gemilang, termasuk menggagalkan set piece sepak pojok dan tendangan bebas yang menjadi andalan Arsenal beberapa musim terakhir.
Pada akhirnya Donnarumma mendapatkan Lev Yasin Award, atau kiper terbaik dalam ajang Ballon D’or. Fans City dan para pundit pun sepakat, akhirnya City mendapatkan kiper kelas dunia, hal yang diimpikan sejak lama.
City pernah memiliki kiper nomor satu Inggris Joe Hart, yang lantas dibuang Pep. Claudio Bravo yang didatangkan hanya bertahan semusim, bahkan di tengah musim posisinya digeser kiper cadangan city, Willy Caballero. Selanjutnya City membeli Ederson, kiper yang dianggap sangat mengerti permainan Pep, jago passing dan dribiling, tidak mudah melakukan buang-buang bola.
Kedatangan Donnarumma mengundang pertanyaan, apakah filosofi bermain Pep sudah berubah? Karena Donnarumma dikenal bukan kiper yang jago passing, bahkan pernah melakukan bluner di tahun 2022 di Liga Champions saat menghadapi Real Madrid. Pep membuang Joe Hart karena tidak mahir melakukan passing pendek.
Pep nampaknya semakin realistis di usianya yang semakin bertambah uzur. Permainan yang terus berkembang mendorong Pep berubah strategi. Plus berbagai kekalahan City akibat performa kiper yang buruk ikut mendorong Pep melakukan perekrutan terhadap Donnarumma.
Pada akhirnya semua sepakat, penampilan Donnarumma di awal EPL musim ini sudah menasbihkan dirinya sebagai transfer terbaik musim panas. Bayangkan saja, kiper peraih Lev yasin Award hanya dibeli dengan angka 30 juta euro, sebuah angka murah untuk transfer pemain saat ini.
Perlu diingat, Liverpool saat membeli Alison dari AS Roma lebih dari 70 juta euro. Yang paling penting adalah Donnarummamasih berusian 26 tahun dan sudah memegang trophy UCL juga Euro. Maka tak heran banyak pundit kembali memperhitungkan City sebagai peraih juara EPL musim ini, penantang serius Liverpool. Kita tunggu saja bagaimana penampilan Donnarumma.