Direktur KedaiKOPI Soroti Perlindungan Data Pribadi dalam Penggunaan AI di Media Massa

JAKARTA – Direktur Riset dan Komunikasi KedaiKOPI, Ibnu Dwi Cahyo, mengungkapkan bahwa Dewan Pers telah mulai merespons penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam dunia media massa.
Hal ini ia katakan dalam dalam Webinar Hari Pers Nasional “Masa Depan Jurnalis & Media Massa di Tengah Gempuran AI & Medsos” yang diselenggarakan Rujakpolitik.com pada Kamis (13/2/2025).
“Sudah diatur sejauh mana penggunaan AI dalam penulisan berita oleh Dewan Pers,” ujar Ibnu.
Ibnu menjelaskan bahwa di luar negeri, AI telah digunakan untuk personalisasi konten.
Teknologi ini memungkinkan media untuk merekomendasikan berita sesuai dengan minat pembaca.
“Itu bisa melalui aplikasi atau website. Misalnya pembaca menyukai bola, maka akan muncul berita-berita bola,” terangnya
Dengan cara ini, menurut Ibnu, pembaca dapat lebih mudah menemukan informasi yang relevan dengan minat mereka.
Namun, Direktur KedaiKOPI ini mengatakan, penggunaan AI juga menimbulkan kekhawatiran terkait privasi data pengguna media sosial.
Diketahui, Indonesia telah memiliki undang-undang perlindungan data pribadi, yang tujuannya salah satunya melindungi data pengguna media sosial.
Meski begitu, Ibnu menekankan bahwa saat ini belum ada lembaga atau badan yang berfungsi sebagai regulator untuk undang-undang tersebut.
“Untuk regulasi konten juga kita belum ada, dan tengah dibahas oleh Komdigi (Kementerian Komunikasi dan Digital),” katanya. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada upaya untuk mengatur penggunaan AI, masih banyak yang perlu dilakukan untuk memastikan perlindungan data pengguna.
Ibnu menambahkan, meskipun regulasi sudah ada, implementasinya masih belum mendalam.
Hal ini menjadi tantangan bagi industri media untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi sambil tetap menjaga etika dan privasi pengguna.
Dengan demikian, penting bagi Dewan Pers untuk segera merumuskan aturan yang jelas mengenai penggunaan AI dalam penulisan berita, agar industri media dapat berkembang dengan baik tanpa mengabaikan hak-hak pengguna.