Daerah

BMKG Jelaskan Pemicu Gempa Bogor

  • April 11, 2025
  • 3 min read
BMKG Jelaskan Pemicu Gempa Bogor Gempa bumi berkedalaman rendah mengguncang Kota Bogor dan sekitarnya. (Foto: BMKG)

JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi bahwa gempa berkekuatan magnitudo 4,1 yang mengguncang wilayah Bogor, Jawa Barat, pada Kamis malam (10/4), dipicu oleh aktivitas sesar aktif Citarik.

Gempa ini dirasakan sebagai peristiwa yang cukup dangkal dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat.

Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan dari Jakarta pada Jumat bahwa gempa tersebut termasuk dalam kategori gempa tektonik kerak dangkal, atau disebut juga shallow crustal earthquake.

Gempa Bogor ini terjadi akibat pergerakan sesar aktif di daratan, dengan titik episenter berada di koordinat 6,62 Lintang Selatan dan 106,8 Bujur Timur.

Lebih lanjut, kedalaman hiposenter gempa tercatat hanya 5 kilometer dari permukaan tanah, yang menjelaskan mengapa getarannya terasa cukup kuat di sekitar wilayah episenter.

Lokasi dan kedalaman gempa ini konsisten dengan karakteristik gempa kerak dangkal yang biasanya berpotensi menimbulkan dampak lokal.

Berdasarkan hasil analisis mekanisme sumber yang dilakukan oleh BMKG, gempa ini tergolong sebagai gempa geser (strike-slip), dan diperkirakan kuat dipicu oleh pergerakan dari Sesar Citarik.

Sesar ini dikenal memiliki tipe pergeseran sinistral atau geser mengiri, yang berarti kedua sisi sesar bergeser secara horizontal ke arah yang saling berlawanan.

Karakteristik khas dari gempa tektonik ini juga terlihat jelas pada rekaman gelombang seismik yang tercatat di dua stasiun sensor milik BMKG, yakni DBJI (Darmaga) dan CBJI (Citeko).

Rekaman tersebut menunjukkan adanya gelombang shear yang kuat disertai dengan komponen frekuensi tinggi, yang menjadi penanda umum dari gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif.

BMKG mencatat bahwa gempa yang terjadi sekitar pukul 22.16 WIB pada Kamis malam tersebut dirasakan cukup signifikan di beberapa wilayah, termasuk Kabupaten Bogor, Kota Bogor, dan Depok.

Intensitas getarannya tercatat pada skala III hingga IV MMI, yang cukup untuk membuat benda-benda ringan bergoyang dan menyebabkan gangguan ringan pada struktur bangunan.

Dampak dari gempa ini dilaporkan menimbulkan kerusakan ringan di beberapa rumah warga di Kota Bogor.

Meski skalanya tidak tergolong besar, kerusakan yang terjadi menunjukkan bahwa getaran yang dihasilkan cukup kuat di area permukaan, terutama karena kedalaman gempa yang sangat dangkal.

Disertai Suara Dentuman

Selain getaran, masyarakat juga melaporkan adanya suara dentuman dan gemuruh yang menyertai terjadinya gempa Bogor.

Fenomena akustik ini umumnya terjadi saat gempa dengan kedalaman sangat dangkal memicu gelombang frekuensi tinggi yang merambat di dekat permukaan tanah, sehingga menimbulkan efek suara yang cukup mencolok.

“Semua gempa sangat dangkal disertai dengan suara ledakan, dentuman dan gemuruh,” ucapnya.

BMKG melaporkan bahwa hingga Jumat pagi pukul 06.00 WIB, telah terjadi empat gempa susulan yang menyusul gempa utama. Gempa-gempa tersebut tercatat terjadi pada pukul 23.12 WIB dengan magnitudo 1,9; pukul 23.14 WIB dengan magnitudo 1,7; pukul 01.04 WIB dengan magnitudo 1,6; serta pukul 01.38 WIB dengan magnitudo 1,7.

Sumber: ANTARA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *