Bahlil Minta Maaf Listrik Aceh Masih Gelap, Target 93% Pulih Gagal Total

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia saat acara "Groundbreaking Ekosistem Industri Baterai Listrik Terintegrasi Konsorsium Antam-IBC-CBL" oleh Presiden Prabowo Subianto di Karawang, Jawa Barat, Minggu (29/6/2025). (Dok: Humas Kementerian ESDM)

JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia secara terbuka menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Aceh karena sistem kelistrikan di provinsi ujung barat Sumatra itu hingga kini belum sepenuhnya pulih pasca-bencana banjir dan longsor akhir November lalu.

Target pemulihan 93 persen pada akhir pekan lalu ternyata meleset jauh.

“Saya yakin dan percaya bahwa pasti masih banyak kekurangan, pasti masih terjadi hal-hal yang tidak pernah kita perkirakan terjadi di lapangan,” ujar Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (9/12/2025).

“Karena itu, sebagai pemerintah juga ikut prihatin yang sedalam-dalamnya, dan kalau ada yang memang belum maksimal kami memberikan pelayanan, kami memohon maaf,” tambahnya.

Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo juga tak tinggal diam. Dalam telekonferensi bersama Bahlil, ia mengakui kerusakan jaringan listrik di Aceh jauh lebih parah dari perkiraan awal.

Kerusakan terberat terjadi pada jalur transmisi antara Bireun dan Arun, di mana enam tower transmisi roboh tersapu banjir bandang. Akibatnya, pembangkit listrik di Arun tak bisa menyalurkan daya ke Bireun, Lhokseumawe, hingga Banda Aceh di pantai timur.

“Saya memahami betul kekecewaan dan kesulitan masyarakat. Tidak ada alasan apapun yang bisa menghapus ketidaknyamanan ini. Saya mohon maaf, dan memastikan bahwa tim kami terus bekerja penuh untuk bagaimana memulihkan sistem kelistrikan di Aceh,” kata Darmawan.

Saat ini, Banda Aceh hanya bergantung pada pasokan dari pembangkit di Nagan Raya yang kapasitasnya terbatas, sehingga pemadaman bergilir masih terus berlangsung.

Kerusakan juga meluas ke jalur transmisi Bireun–Takengon–Aceh Tengah serta sejumlah daerah terisolir seperti Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Tamiang, dan Gayo Lues.

Meski perbaikan fisik tower transmisi telah selesai—bahkan bertepatan dengan kunjungan Presiden Prabowo Subianto dan Bahlil ke lokasi bencana—proses penyambungan sistem ternyata menemui hambatan teknis berat yang tak terduga.

“Ternyata dalam proses pengaliran listrik dari Arun ke Banda Aceh kami menghadapi tantangan hambatan teknis. Kenyataannya bahwa penyaluran listrik ini jauh lebih berat daripada perkiraan kami. Kami mengakui kerusakan jaringan kami sangat parah,” ungkap Darmawan.

PLN kini berupaya mendatangkan genset tambahan dan pembangkit mobile ke Banda Aceh dalam lima hari ke depan untuk mengurangi frekuensi pemadaman bergilir, sembari terus memperbaiki jaringan di daerah-daerah terdampak lainnya.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada kepastian kapan listrik Aceh kembali normal 100 persen.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *