Badai Helene Jadi yang Paling Mematikan Kedua di AS, 212 Korban Tewas
Asheville – Pejabat Amerika Serikat melaporkan bahwa jumlah korban tewas akibat Badai Helene mencapai 212 orang hingga Kamis (3/10/2024). Badai ini tercatat sebagai salah satu yang paling mematikan dalam sejarah AS selama lebih dari 50 tahun.
Presiden Joe Biden telah mengunjungi daerah terdampak di wilayah tenggara AS, menyampaikan belasungkawa dan solidaritas kepada para warga yang masih mengalami trauma akibat bencana tersebut.
Badai Helene menyebabkan banjir besar yang melumpuhkan kota-kota, membuat banyak jalan tidak dapat dilalui, serta memutus layanan listrik dan air. Kondisi ini menambah penderitaan warga, yang kini harus memulai proses pemulihan panjang yang diperkirakan akan memakan waktu bertahun-tahun.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh AFP, korban tewas sebagian besar berasal dari negara bagian Carolina Utara, Carolina Selatan, Georgia, Florida, Tennessee, dan Virginia, dengan Carolina Utara mencatatkan lebih dari separuh jumlah korban akibat banjir parah yang melanda wilayah tersebut.
Badai Helene kini tercatat sebagai badai paling mematikan yang melanda daratan Amerika Serikat sejak Badai Katrina pada 2005, yang menewaskan 1.392 orang.
Ribuan personel federal, Garda Nasional, dan relawan lokal telah melakukan ratusan penyelamatan di enam negara bagian, jumlah korban tewas diperkirakan akan terus bertambah karena banyak warga masih dinyatakan hilang, terutama di wilayah pegunungan terpencil.
Di Buncombe County, North Carolina, yang menjadi pusat bencana, lebih dari 70 orang dilaporkan tewas. Pencarian korban selamat terus dilakukan, terutama di Asheville, sebuah kota berpenduduk sekitar 100.000 jiwa di kaki pegunungan, yang terkena dampak lumpur tebal menutupi jalanan dan bangunan di sepanjang sungai hanyut terbawa arus.
Pemerintah setempat sedang melakukan operasi pencarian dan penyelamatan di daerah-daerah terpencil, sementara di pusat kota, restoran dan kelompok bantuan menyediakan makanan serta air bersih gratis bagi warga. Upaya untuk memulihkan listrik bagi ratusan ribu orang yang terdampak masih berlangsung, dengan petugas perbaikan bekerja keras di lapangan.