Internasional

AS-China Bertemu di Spanyol, Bahas Minyak Rusia hingga TikTok

  • September 14, 2025
  • 4 min read
AS-China Bertemu di Spanyol, Bahas Minyak Rusia hingga TikTok Ilustrasi bendera Amerika Serikat dan China. (Istimewa)

MADRID – Pejabat tinggi Amerika Serikat (AS) dan China menggelar pertemuan di Madrid, Spanyol, pada Minggu (14/9/2025).

Agenda utama mencakup hambatan perdagangan, tenggat divestasi TikTok, serta tekanan AS kepada negara-negara G7 dan Eropa untuk mengenakan tarif terhadap China guna menghentikan pembelian minyak Rusia.

Pertemuan ini merupakan yang keempat kalinya antara Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer dengan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng di berbagai kota Eropa.

Ketiganya berupaya menjaga hubungan dagang yang kian renggang sejak kebijakan tarif diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump.

Pertemuan sebelumnya digelar di Stockholm pada Juli 2025, dihadiri juga oleh negosiator perdagangan utama China, Li Chenggang.

Saat itu, kedua belah pihak menyepakati gencatan senjata perdagangan selama 90 hari, yang berhasil menurunkan tarif balasan hingga tiga digit dan memulihkan pasokan mineral tanah jarang dari China ke AS.

Trump telah menyetujui perpanjangan tarif AS terhadap barang China hingga 10 November 2025 dengan besaran mencapai 55 persen.

Fokus pada TikTok

Analis memperkirakan kecil kemungkinan perundingan di Madrid menghasilkan terobosan signifikan. Hasil paling realistis adalah perpanjangan tenggat bagi ByteDance, induk TikTok, untuk melepas operasinya di AS. Tenggat resmi divestasi TikTok jatuh pada 17 September 2025, dan jika tidak dipenuhi, aplikasi ini berisiko ditutup di AS.

Seorang sumber dari Gedung Putih menyatakan bahwa kesepakatan final belum akan tercapai, meski tenggat kemungkinan besar akan diperpanjang lagi. Jika terwujud, ini menjadi perpanjangan keempat sejak Trump menjabat. Menariknya, Trump baru-baru ini meluncurkan akun TikTok pada Agustus 2025.

Meski isu TikTok tidak masuk dalam agenda resmi perundingan sebelumnya di Jenewa, London, dan Stockholm, Departemen Keuangan AS memasukkannya ke dalam pembahasan kali ini untuk memberikan ruang politik bagi perpanjangan tenggat. Langkah ini berpotensi memicu keberatan dari Partai Republik dan Demokrat di Kongres AS, yang telah mewajibkan penjualan TikTok ke entitas AS dengan alasan keamanan nasional.

Wendy Cutler, mantan negosiator Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) yang kini menjabat sebagai Kepala Asia Society Policy Institute, menilai hasil besar baru mungkin tercapai jika Trump bertemu langsung dengan Presiden China Xi Jinping pada akhir 2025. Pertemuan tersebut berpeluang terjadi di KTT Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Seoul pada Oktober 2025.

“Sejujurnya, saya rasa China tidak terburu-buru untuk mencapai kesepakatan di mana mereka tidak mendapatkan konsesi substansial terkait pengendalian ekspor dan tarif yang lebih rendah, yang merupakan prioritas utama mereka,” ujar Cutler. “Dan saya tidak melihat Amerika Serikat dalam posisi untuk memberikan konsesi besar pada keduanya, kecuali jika ada terobosan dalam tuntutannya kepada China,” sambungnya.

Tekanan atas Minyak Rusia

Selain isu perdagangan, perundingan di Madrid juga membahas kerja sama untuk memerangi pencucian uang serta desakan AS agar China menghentikan pengiriman barang teknologi ilegal ke Rusia yang mendukung perang di Ukraina. Pekan lalu, Bessent mendorong negara-negara G7 untuk mengenakan tarif besar pada impor dari China dan India guna menekan kedua negara agar menghentikan pembelian minyak Rusia, yang menjadi sumber pendanaan Moskow.

“Hanya dengan upaya terpadu yang memutus sumber pendapatan yang mendanai mesin perang Putin, kita akan dapat memberikan tekanan ekonomi yang cukup untuk mengakhiri pembunuhan yang tidak masuk akal ini,” kata Bessent dan Greer dalam pernyataan bersama.

AS telah menerapkan tarif tambahan sebesar 25 persen pada barang asal India terkait pembelian minyak Rusia, namun kebijakan serupa belum diberlakukan pada barang dari China. Kementerian Perdagangan China menegaskan bahwa pembahasan di Madrid juga mencakup isu tarif AS, kontrol ekspor, dan masa depan TikTok.

Peran Spanyol sebagai Tuan Rumah

Spanyol memanfaatkan pertemuan ini untuk memperkuat posisi diplomatiknya. Menteri Luar Negeri Spanyol José Manuel Albares menyambut kedua delegasi di Palacio de Santa Cruz, markas Kementerian Luar Negeri Spanyol. Seorang sumber pemerintah Spanyol menyebut pemilihan Madrid sebagai tuan rumah menegaskan posisi strategis negara itu sebagai arena negosiasi tingkat tinggi.

Spanyol juga berupaya mempererat hubungan dengan AS, yang sempat tegang akibat sikap Madrid terkait konflik Gaza dan perdebatan mengenai kontribusi pertahanan bersama NATO. Bessent menyinggung pernyataan Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez pada April 2025, yang menyebut Beijing sebagai “mitra strategis.” Menurut Bessent, langkah tersebut setara dengan “memotong leher sendiri” di tengah serangan tarif Trump terhadap China.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *