Abraham Samad Usulkan Tiga Strategi Pemberantasan Korupsi untuk Prabowo

JAKARTA – Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad menyampaikan tiga strategi utama untuk pemberantasan korupsi di Indonesia kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Dalam wawancara di podcast YouTube Hendri Satrio Official, Abraham menegaskan bahwa pemberantasan korupsi harus menciptakan efek jera agar masyarakat dapat merasakan dampak nyata.
Pertama, Abraham menyoroti pentingnya hukuman berat tanpa pandang bulu bagi pelaku korupsi. Ia juga mendesak pengesahan undang-undang perampasan aset untuk memiskinkan koruptor.
“Kalau koruptor dihukum berat terus dimiskinkan, yang lain tidak mau korupsi,” ujarnya.
Selain itu, ia mengusulkan sanksi sosial melalui undang-undang, seperti di Tiongkok dan Georgia, di mana pelaku korupsi dilarang menjadi pejabat publik selama 30 tahun.
Kedua, Abraham mengusulkan reformasi struktur aparat penegak hukum, termasuk memperbaiki KPK melalui revisi undang-undang, serta mengevaluasi kejaksaan dan kepolisian.
Ia merujuk saran Prof. Denny Indrayana untuk menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) Pemberantasan Mafia Hukum.
Dalam masa transisi, jabatan penegak hukum seperti kepala kepolisian dapat diisi oleh warga sipil untuk membenahi institusi.
“Ini pernah terjadi di Meksiko. Saya pernah baca, pernah kepala kepolisiannya diambil dari orang sipil. Tapi, masa transisi, nggak seterusnya. Begitu udah bagus, dikembalikan lagi,” ujarnya.
Ketiga, Abraham menekankan penguatan sistem integritas nasional yang mencakup integritas organisasi dan individu.
Integritas organisasi diperbaiki melalui sistem kelembagaan di kementerian, lembaga, serta pemerintahan daerah. Sementara itu, integritas individu ditingkatkan melalui pendidikan formal dan non-formal.
“Ada namanya sistem integritas nasional. SIN. Ketika kita bicara integritas itu berarti ada dua yang diperbaiki. Integritas organisasi dan integritas individu,” ujarnya.
Ia mengusulkan kurikulum pendidikan integritas sejak PAUD hingga perguruan tinggi, serta pendidikan integritas berbasis keluarga untuk menanamkan kejujuran sejak dini.
Abraham optimistis, jika strategi ini dijalankan, korupsi di Indonesia dapat ditekan.
“Kalau ini dilakukan Pak Prabowo, saya yakin besok orang tidak ada berani korupsi,” tegasnya.