Dasco Dianggap Bukan Ancaman Bagi Lawan Politik…

JAKARTA – Analis komunikasi politik Hendri Satrio, yang akrab disapa Hensa, menyoroti peran penting Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad sebagai sosok kunci dalam menyelesaikan berbagai isu atau kebijakan publik sejak Presiden Prabowo Subianto dilantik pada Oktober 2024.
Menurut Hensa, Dasco sering muncul sebagai perwakilan presiden dalam menangani masalah-masalah krusial, berkat kemampuannya mempercepat solusi yang dipengaruhi oleh hubungan panjangnya dengan Prabowo.
“Kalau menurut saya, rumusan dia satu doang, dia tuh tegak lurus loyalisnya Pak Prabowo banget. Dia kan bareng Pak Prabowo dari tahun 90-an, ya, kalau saya enggak salah. Jadi, dia memahami betul, bahkan Prabowo batuk saja dia mungkin sudah paham,” ujar Hensa kepada wartawan.
Hensa menjelaskan bahwa loyalitas tegak lurus ini membuat Dasco dipercaya untuk menyelesaikan dinamika politik terkini. Selain itu, ia melihat adanya celah pemikiran antara Prabowo dan para menterinya, sehingga figur seperti Dasco sering hadir untuk membahas permasalahan negara.
“Hal seperti itu yang membuat Prabowo nyaman jadinya, karena punya loyalis yang sangat mengerti dirinya. Pak Prabowo ini ada gap yang lumayan dengan menteri-menterinya. Nah, kelihatannya yang bisa menerjemahkan mau-maunya Pak Prabowo ini orang-orang loyalis yang di sekitarnya, seperti Dasco salah satunya” ujar Hensa.
Lebih lanjut, Hensa menekankan bahwa Dasco memiliki pemahaman mendalam terhadap visi Prabowo, sehingga mampu menerjemahkan keinginan presiden menjadi kebijakan publik yang pro-rakyat.
Contohnya terlihat dalam penanganan isu-isu sensitif terkini, seperti penjelasan Dasco baru-baru ini mengenai tunjangan rumah anggota DPR.
Dasco menegaskan bahwa tunjangan Rp 50 juta per bulan hanya diberikan selama satu tahun, dari Oktober 2024 hingga Oktober 2025, sebagai pembayaran sementara untuk kontrak sewa rumah selama masa jabatan lima tahun, guna merespons kritik publik dan memastikan transparansi.
“Jawaban solutif seperti itu yang membuat Dasco tak hanya dikenal publik, tapi juga sepertinya jadi kepercayaan Prabowo untuk meredam keresehan masyarakat,” ujar Hensa.
Pendekatan seperti ini tidak hanya mempercepat solusi isu mendesak, tapi juga memastikan koordinasi antara legislatif dan eksekutif berjalan lancar, sekaligus memperkuat kepercayaan masyarakat.
“Jadi, ya, apa yang dia lakukan sebetulnya pemikiran Pak Prabowo, Bro. Menurut saya sih itu aja, dia tak ada melakukan hal lain selain yang dibahas dengan Prabowo,” ujar Hensa.
Hensa kemudian menjelaskan bagaimana posisi Dasco memfasilitasi hal tersebut, mengingat hubungannya yang unik dengan Prabowo sebagai Ketua Umum Gerindra yang kini menjadi presiden.
“Kan Dasco sebagai seorang yang wakil ketua DPR. Dia legislatif, dia komunikasi sama eksekutif. Kebetulan ketua umumnya, presidennya kan, malah bagus. Jadi cepat tek-tokannya. Maka, kemudian, ya emang publik ngeliatnya Dasco lagi, Dasco lagi,” lanjutnya Hensa.
Di sisi politik, Hensa menganalisis bahwa Dasco diterima oleh berbagai pihak karena dianggap sebagai pembawa pesan Prabowo tanpa pretensi pribadi.
Hal ini terlihat dari pertemuannya dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pasca-amnesti bagi Hasto Kristiyanto. Foto unggahan Dasco, menurut Hensa, menyampaikan pesan Prabowo terkait rekonsiliasi pasca-pemilu dan ajakan kepada PDI Perjuangan untuk membahas pembangunan bangsa bersama.
“Dia dianggap oleh banyak pihak bukan ancaman. Dia nggak punya pretensi apa-apa. Jadi, dia ketemu Bu Mega, ya, Bu Mega ngeliatnya ini adalah the messenger dari Pak Prabowo, jadi orang tidak melihat bahwa ini dia mau memainkan politik sendiri,” ujar Hensa.
Hensa membandingkan peran Dasco dengan tokoh parlemen era sebelumnya, seperti Harmoko di masa Presiden Soeharto, yang berfungsi sebagai penyambung presiden tanpa ambisi pribadi. Fenomena ini, kata Hensa, menguntungkan rakyat karena mempercepat solusi isu mendesak sekaligus menjaga harmoni pemerintahan.
“Dasco ini good messenger, menurut saya. Jadi, apa yang ingin disampaikan oleh Pak Prabowo, disampaikan ke Dasco, Dasco menyampaikan ke publik, begitu pun sebaliknya, rakyat sampaikan ke DPR, Dasco infokan ke Prabowo,” ujar Hensa.
Hensa menyimpulkan bahwa peran Dasco sebagai loyalis tegak lurus menjadikannya efektif dalam dinamika politik, mencerminkan model komunikasi harmonis antara eksekutif dan legislatif.
Fenomena ini relevan selama Prabowo memimpin, mendorong efisiensi kebijakan bagi rakyat. Dasco mewakili era di mana kecepatan dan kepercayaan menjadi kunci penyelesaian tuntutan masyarakat.
“Dasco unggul karena paham Prabowo dan tak punya agenda pribadi. Dia hadirkan solusi cepat, dari isu pulau sampai demo DPR, demi kebijakan yang pro-rakyat yang selalu disuarakan oleh Prabowo” pungkas Hensa.