Polemik Bendera One Piece Dinilai Tunjukkan Lemahnya Komunikasi Publik

JAKARTA – Penulis Maman Suherman menyoroti kontroversi terkait perbedaan pendapat di kalangan pejabat pemerintah soal bendera One Piece yang sempat menjadi perbincangan hangat.
Ia menilai inkonsistensi sikap pejabat mencerminkan kurangnya komunikasi publik yang efektif, yang dapat membingungkan masyarakat.
“Mungkin di antara mereka, ada pejabat yang tidak setuju. Tapi ketika pemimpin sudah memutuskan, seharusnya selesai. Namun, dalam hitungan hari, tiba-tiba pejabat lain mengoreksi, bilang itu kebebasan berekspresi. Ini aneh, seperti masyarakat dijadikan kelinci percobaan untuk melihat reaksi,” ujar Maman.
Ia menambahkan, jika reaksi masyarakat membesar dan tidak terkendali, hal ini bisa menjadi “gelombang berbahaya”. Maman menekankan pentingnya komunikasi yang konsisten dari pejabat untuk mencegah kebingungan dan polemik yang tidak perlu.
“Pak Prabowo harus tahu, anak buahnya perlu ditegur. Masalah sekecil ini kok jadi pembicaraan besar, bahkan sampai jadi headline? Ini kan lucu,” sindirnya.
Kontroversi bendera One Piece bahkan telah menjadi topik diskusi di berbagai rubrik opini, melibatkan para pakar dari kalangan akademisi.
Menariknya, narasumber yang dikutip kebanyakan berasal dari kampus, seolah media ingin mencari sudut pandang yang lebih jernih.
Fenomena ini, menurutnya, menunjukkan betapa pentingnya pejabat publik memiliki komunikasi yang terkoordinasi dan jelas agar tidak memicu kebingungan di masyarakat.
“Ini sindiran buat pejabat. Media seolah-olah sudah tidak percaya dengan narasumber dari kalangan tertentu, sehingga mencari pandangan dari mereka yang masih bisa berpikir objektif,” tambah Maman.