Politik

Hensa: Gibran Sadar Kalau Posisinya Jadi Cawapres di 2029 Tergantung Prabowo, Bukan Ayahnya

  • July 29, 2025
  • 3 min read
Hensa: Gibran Sadar Kalau Posisinya Jadi Cawapres di 2029 Tergantung Prabowo, Bukan Ayahnya Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio. (Dok: Lembaga Survei KedaiKOPI)

JAKARTA – Analis komunikasi politik Hendri Satrio, akrab disapa Hensa, menyoroti perubahan sikap Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka dalam beberapa waktu terakhir.

Menurut Hensa, Gibran kini tampak lebih berhati-hati dalam bersikap dan berpenampilan, menunjukkan kesadaran bahwa masa depan politiknya menjadi calon wakil presiden (cawapres) lebih bergantung pada Presiden Prabowo Subianto ketimbang ayahnya, Presiden ke-7 RI, Joko Widodo.

“Gibran menyadari posisi dia menjadi cawapres atau tidak nanti di 2029 itu semua akan tergantung dari Prabowo, bukan bapaknya,” ujar Hensa kepada wartawan.

Hensa menilai, perubahan Gibran terlihat jelas dari beberapa aspek, salah satunya dari caranya berpakaian yang kini lebih rapi dan formal dibandingkan sebelumnya.

“Yang paling kentara adalah dari pakaian Gibran saat menghadiri acara, terlihat lebih rapih dibandingkan sebelumnya yang cenderung bebas dan kurang formal,” kata Hensa.

Selain itu, Gibran juga mulai menyesuaikan gaya komunikasinya agar selaras dengan citra Prabowo sebagai pemimpin. Hal ini terlihat dari pernyataannya di Muktamar PP Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (Hima Persis) di Pekanbaru, Riau, pada 28 Juli 2025, saat ia memuji Prabowo sebagai pemimpin yang mampu merangkul pendahulunya.

Hensa melihat pernyataan ini sebagai langkah Gibran untuk membangun kedekatan dengan Prabowo. Menurutnya, Gibran sedang berusaha menunjukkan bahwa ia bukan sekadar “putra Jokowi”, melainkan bagian dari kabinet Prabowo yang siap mendukung visi presiden.

“Gibran sedang berusaha membuktikan bahwa ia punya nilai tambah di mata Prabowo. Ini langkah politik dari Gibran untuk memperkuat posisinya sebagai wakil presiden baik sekarang atau nanti,” kata Hensa.

Selain itu, Hensa menyoroti sikap Gibran saat menanggapi usulan untuk berkantor di Ibu Kota Nusantara (IKN) atau Papua. Dalam kunjungan kerja di Riau pada 28 Juli 2025, Gibran menyatakan siap ditempatkan di mana saja sesuai perintah Prabowo.

Bagi Hensa, sikap ini menunjukkan Gibran ingin terlihat sebagai wakil presiden yang patuh dan fleksibel, sekaligus menjauhkan diri dari persepsi bahwa ia hanya mengandalkan nama besar Jokowi.

“Omongan Gibran yang siap ditempatkan di mana saja menunjukkan dia mulai paham dinamika kekuasaan. Ini cara dia membangun persepsi sebagai wapres yang loyal dan tidak sekadar ‘warisan’ Jokowi, tapi tetap harus dibuktikan dengan kerja nyata dan menuruti perintah atasan,” ujar Hensa.

Hensa juga mencermati kehadiran Gibran mendampingi Prabowo di beberapa acara partai politik, terkini adalah saat menghadiri Kongres PSI di Solo pada 20 Juli 2025.

Menurutnya, kehadiran Gibran di acara tersebut menegaskan upayanya untuk membangun hubungan erat dengan basis pendukung presiden, termasuk partai-partai pendukung seperti PSI.

“Gibran tahu betul bahwa dukungan politik ke depan bergantung pada seberapa dekat ia dengan Prabowo dan koalisinya. Ini strategi komunikasi untuk memperkuat citra sebagai mitra setia,” ungkap Hensa.

Namun, Hensa menekankan bahwa perubahan Gibran ini juga harus diimbangi dengan pembuktian kinerja, terutama di mata generasi muda.

Ia menilai Gibran harus menunjukkan hasil nyata agar tidak kehilangan kepercayaan publik, khususnya anak muda yang menjadi basis politiknya. Jika gagal, Gibran berisiko kehilangan legitimasi sebagai pemimpin muda yang diharapkan membawa perubahan.

“Sekali lagi ya, saya garis bawahi, pembuktian seorang Gibran itu bukan ke generasi yang lebih tua, tapi ke anak-anak muda. Karena kalau tidak bisa membuktikan kinerjanya, bisa marah-marah anak muda karena tak akan dipercaya untuk mengemban kepercayaan yang sama dengan Gibran,” tutup Hensa.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *