Internasional

Warga Israel Dukung Kesepakatan dengan Hamas, Desak Netanyahu Akhiri Perang Gaza

  • July 15, 2025
  • 3 min read
Warga Israel Dukung Kesepakatan dengan Hamas, Desak Netanyahu Akhiri Perang Gaza Masyarakat Gaza bersorak merayakan perjanjian gencatan senjata antara Hamas dan Israel. (Foto: Bashar Taleb/AFP)

JERUSALEM – Sebanyak 74 persen warga Israel, termasuk 60 persen pendukung koalisi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menyatakan dukungan terhadap kesepakatan dengan Hamas untuk membebaskan semua sandera dengan imbalan mengakhiri perang di Gaza.

Hal ini terungkap dari hasil jajak pendapat yang disiarkan stasiun televisi Channel 12 pada Jumat (11/7/2025).

Sebaliknya, hanya 8 persen responden yang mendukung usulan Netanyahu, yakni kesepakatan tahap awal untuk membebaskan separuh sandera sebagai langkah menuju negosiasi gencatan senjata permanen dan pembebasan sandera berikutnya.

Sementara itu, 12 persen responden menolak kesepakatan yang mencakup pengakhiran perang, dan 6 persen lainnya tidak memberikan jawaban pasti.

Menurut laporan Times of Israel, ketika ditanya mengapa Netanyahu bersikeras pada pendekatan bertahap, 49 persen responden menilai motifnya bersifat politis, sedangkan 36 persen menyebut alasan keamanan, dan 15 persen lainnya tidak tahu.

Netanyahu sendiri pernah menyatakan kepada keluarga sandera dalam pertemuan di Washington pada Rabu (9/7/2025) bahwa “kesepakatan komprehensif untuk memulangkan semua sandera tidak pernah menjadi pilihan,” menurut laporan stasiun televisi publik Kan.

Penilaian Publik terhadap Kinerja Netanyahu dan Gallant

Jajak pendapat tersebut juga mengungkapkan bahwa 55 persen responden menilai penanganan perang di Gaza oleh Netanyahu buruk, sementara hanya 41 persen yang menilainya baik, dan 4 persen tidak memberikan penilaian.

Mantan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, juga mendapat sorotan. Sebanyak 52 persen responden menilai kinerjanya buruk selama menjabat, 37 persen menilai baik, dan 11 persen tidak memiliki pendapat.

Sementara itu, Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Eyal Zamir memperoleh penilaian positif. Sebanyak 62 persen responden menilai kinerjanya baik, 24 persen menilai buruk, dan 14 persen tidak tahu.

Tekanan Politik dan Kemungkinan Mundur

Survei Channel 12 juga menyoroti kemungkinan Netanyahu mundur sebagai bagian dari kesepakatan untuk menyelesaikan kasus korupsinya. Sebanyak 55 persen responden, termasuk 27 persen pendukung koalisi, menyarankan agar Netanyahu mengambil opsi tersebut. Sementara itu, 34 persen ingin ia tetap di pemerintahan dan maju pada pemilu berikutnya, dan 11 persen tidak tahu.

Isu-isu yang memengaruhi pilihan pemilih pada pemilu Israel mendatang meliputi ekonomi dan biaya hidup (27 persen), perang Gaza dan serangan Hamas (26 persen), wajib militer untuk komunitas ultra-Ortodoks Haredi (14 persen), perpecahan internal Israel (13 persen), program nuklir Iran (8 persen), dan 12 persen lainnya tidak tahu.

Oposisi dan Naftali Bennett

Di kubu oposisi, 35 persen responden menilai mantan Perdana Menteri Naftali Bennett sebagai figur paling tepat untuk memimpin blok anti-Netanyahu. Tokoh lain yang disebut adalah Benny Gantz (13 persen), Yair Lapid (12 persen), Avigdor Liberman (12 persen), Gadi Eisenkot (11 persen), dan Yair Golan (6 persen).

Partai baru Bennett, yang sementara dinamakan Bennett 2026, telah rampung mendaftar bulan lalu. Meski dikenal berhaluan kanan, Bennett kehilangan dukungan sayap kanan setelah membentuk pemerintahan bersama partai kiri dan Arab pada 2021–2022.

Pemilu dan Dinamika Politik

Pemilu Israel dijadwalkan berlangsung pada Oktober 2026, kecuali pemerintahan saat ini jatuh lebih cepat.

Sejumlah tokoh oposisi menyerukan pemilu dini akibat kegagalan pemerintah mencegah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang memicu perang di Gaza.

Di dalam koalisi, kelompok ultra-Ortodoks mendesak pengesahan pengecualian wajib militer bagi siswa yeshiva Haredi.

Sementara itu, partai-partai sayap kanan mengancam menjatuhkan pemerintah jika Netanyahu menghentikan perang.

Meski Netanyahu berjanji melanjutkan perang hingga Hamas dikalahkan, laporan menyebutkan ia sedang berkomunikasi dengan Presiden AS Donald Trump terkait rencana mengakhiri perang, menghidupkan solusi dua negara, serta menormalisasi hubungan Israel dengan Arab Saudi dan Suriah.

Survei ini dilakukan oleh perusahaan Midgam milik Mano Geva bekerja sama dengan iPanel. Channel 12 tidak mencantumkan ukuran sampel atau margin kesalahan dalam laporannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *