Berita Daerah Hiburan

Dika, Bocah Viral Aura Farming dari Kuantan Singingi Riau

  • July 7, 2025
  • 2 min read
Dika, Bocah Viral Aura Farming dari Kuantan Singingi Riau Ryan Arkandika, bocah asal Riau yang aksinya viral dan jadi tren global.

Dika, yang nama aslinya adalah Ryan Arkandika atau kerap dipanggil Dikha, kini tengah menjadi viral di media sosial setelah aksinya menari di ujung jalur (perahu) Pacu Jalur di Kuantan Singingi, Riau. Video tersebut menyebar cepat ke platform seperti TikTok, Instagram, dan YouTube—bahkan dikenal sebagai fenomena global berkat tren yang disebut “aura farming”.

Dalam sebuah sesi wawancara sederhana, Dika mengungkapkan bahwa ia sudah menjadi penari jalur selama dua tahun. Ia masih duduk di bangku kelas lima SD dan memiliki cita-cita menjadi tentara. Namun, aksi spontanitasnya saat tampil di festival tradisional itu justru membuatnya mendunia.

Istilah “aura farming” sendiri merujuk pada energi yang terpancar dari seseorang saat tampil, lantas “ditanam” ke audiens melalui media sosial—sehingga viral. Aksi Dika dianggap memiliki aura yang kuat, sehingga memancing banyak pihak, termasuk bintang sepak bola dari klub seperti PSG dan AC Milan, untuk menirunya secara daring.

Aksi menari di perahu Pacu Jalur tidak mudah dilakukan. Dika mengaku sempat kesulitan dan beberapa kali hampir jatuh karena posisi berdirinya yang kecil dan permukaan perahu yang basah. Meski begitu, ia dipaksa untuk terus berlatih sejak kecil karena terinspirasi dari ayahnya, seorang atlet pacu jalur.

Menurut laporan, kemampuan menari Dika bukan hasil pelatihan formal, melainkan diwariskan dari sang ayah dan didapat secara langsung dalam tradisi keluarga. Kendati demikian, ia telah menunjukkan bakat luar biasa dalam menjaga keseimbangan sambil bergerak energik di atas jalur yang melaju kencang.

Tradisi Pacu Jalur sendiri merupakan warisan budaya Riau yang telah ada sejak abad ke-17. Festival ini bukan hanya kompetisi kecepatan perahu, tetapi juga sarat nilai spiritual dan sosial, dengan tarian di perahu menjadi salah satu atraksi utama untuk menghidupkan semangat dukungan terhadap para pendayung.

Dampak tren aura farming terhadap Pacu Jalur cukup signifikan. Bukan saja meningkatkan apresiasi lokal, tetapi juga mengundang kolaborasi digital global, termasuk partisipasi dari selebriti internasional. Fenomena ini memposisikan festival tradisional Indonesia dalam pergeseran budaya digital yang mengglobal.

Bagi Dika sendiri, semua ini datang secara tidak diduga. Bocah SD itu merasa “senang” dan “terkejut” saat aksinya viral secara instan. Ia tampak natural dan tanpa rencana matang saat menari, menunjukkan bahwa spontanitas bisa menyentuh audiens luas.

Kedepannya, momen ini dinilai bisa menjadi pemicu pelestarian budaya lokal yang digabungkan dengan inovasi digital. Dukungan aparat, pemerintah, dan komunitas budaya diharapkan bisa mengembangkan kekayaan tradisi seperti Pacu Jalur menjadi aset yang diakui dunia, terutama saat generasi muda seperti Dika mampu menjembatani dua dunia secara inspiratif.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *