Berita Daerah Nasional

Profil Agam Rinjani, Sosok yang Bertaruh Nyawa Evakuasi Juliana Marins

  • June 30, 2025
  • 3 min read
Profil Agam Rinjani, Sosok yang Bertaruh Nyawa Evakuasi Juliana Marins

Abdul Haris Agam atau yang akrab disapa Agam Rinjani menjadi sorotan publik setelah aksi heroiknya dalam mengevakuasi jenazah pendaki asal Brasil, Juliana Marins, dari jurang Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat. Keberanian Agam dan rekan-rekannya dari komunitas Rinjani Squad dianggap menjadi penentu keberhasilan evakuasi di medan ekstrem yang tidak mudah dijangkau tim SAR resmi.

Peristiwa ini bermula ketika Juliana Marins, wisatawan berusia 26 tahun asal Brasil, terjatuh dari tebing di jalur pendakian Gunung Rinjani pada 21 Juni 2025. Berdasarkan kronologi yang dilaporkan media nasional, korban terpeleset saat berjalan di jalur yang terjal pada malam hari. Drone tim pencari sempat mendeteksi keberadaan Juliana masih dalam keadaan hidup di kedalaman sekitar 400 hingga 500 meter, namun cuaca buruk membuat proses evakuasi menjadi sangat sulit.

Agam Rinjani yang saat itu sedang tidak berada di Lombok, langsung memutuskan kembali ke Rinjani begitu mendengar kabar jatuhnya pendaki tersebut. Ia menempuh perjalanan jauh dari Bogor ke Lombok tanpa menunggu perintah atau imbalan apapun. Baginya, Gunung Rinjani sudah seperti rumah sendiri dan keselamatan siapa pun di sana menjadi tanggung jawab bersama para pegiat lokal.

Setelah tiba di lokasi, Agam bergabung dengan tim Rinjani Squad dan para relawan lainnya. Dengan peralatan seadanya, mereka mempersiapkan anchor dan tali pengaman untuk menuruni jurang yang dipenuhi bebatuan terjal. Malam hari pertama, Agam rela tidur di atas tebing sempit hanya beralaskan jaket sambil menjaga posisi jenazah agar tidak jatuh lebih dalam.

Proses evakuasi pun berlangsung penuh tantangan. Kondisi kabut tebal dan hujan membuat sinyal drone melemah, sehingga helikopter tidak bisa dikerahkan. Pada akhirnya, jalur manual menjadi satu-satunya opsi. Agam dan tim membutuhkan waktu lebih dari lima jam untuk menarik jenazah Juliana dari dasar jurang hingga ke jalur aman di punggungan gunung.

Keberanian Agam Rinjani menuai pujian luas, terutama dari masyarakat Brasil. Video aksinya menembus pemberitaan media internasional dan viral di media sosial. Banyak warga Brasil yang secara sukarela menggalang donasi sebagai bentuk terima kasih kepada Agam. Donasi tersebut kabarnya mencapai lebih dari Rp1,3 miliar. Namun, Agam menegaskan bahwa bantuan itu murni datang dari solidaritas warga Brasil tanpa ia minta sedikit pun.

Di balik sorotan publik yang memujinya sebagai pahlawan, Agam tetap rendah hati. Ia menyebut bahwa keberhasilan evakuasi bukan hanya karena dirinya, tetapi juga berkat kerja sama erat para porter, guide lokal, serta sukarelawan komunitas pecinta Rinjani yang selama ini sering terlibat dalam penanganan insiden di gunung tersebut.

Kisah Agam Rinjani juga membuka mata banyak pihak terkait minimnya kesiapan fasilitas dan respons SAR resmi di Gunung Rinjani. Keluarga Juliana Marins bahkan menyoroti adanya dugaan kelalaian informasi dan komunikasi yang membuat upaya penyelamatan memakan waktu lama. Mereka menuntut evaluasi serius agar insiden serupa tidak terulang lagi di masa mendatang.

Bagi Agam sendiri, semua risiko yang ia hadapi adalah bagian dari rasa tanggung jawab moralnya sebagai penjaga Rinjani. Ia berharap ke depan, keselamatan pendaki dapat lebih terjamin dengan peningkatan infrastruktur penyelamatan, pelatihan SAR lokal, serta koordinasi lintas pihak yang lebih sigap. Meski begitu, Agam tak pernah menduga dirinya akan dikenal dunia karena sebuah misi kemanusiaan di gunung yang selama ini ia jaga dengan sepenuh hati.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *