Perpisahan De Bruyne dari Man City: Bawa 3 Poin dan ke Posisi Tiga Besar

JAKARTA – Pada dini hari WIB, 21 Mei 2025, Stadion Etihad menjadi saksi momen penuh haru ketika Kevin De Bruyne, sang maestro lapangan tengah, memainkan pertandingan kandang terakhirnya bersama Manchester City.
Laga melawan Bournemouth di pekan ke-37 Liga Inggris 2024/2025 ini bukan hanya sekadar pertandingan biasa, melainkan perpisahan emosional bagi pemain asal Belgia yang telah mencatatkan namanya sebagai salah satu legenda klub.
Kemenangan 3-1 atas Bournemouth menjadi penutup manis untuk perjalanan panjang De Bruyne bersama The Citizens, sekaligus memperkuat posisi Manchester City di peringkat ketiga klasemen sementara, menjaga asa lolos ke Liga Champions musim depan.
Sejak bergabung dengan Manchester City pada 2015, Kevin De Bruyne telah mengubah wajah tim dengan visi permainan luar biasa, umpan-umpan akurat, dan kemampuan mencetak gol dari situasi sulit.
Dalam kurun waktu hampir satu dekade, ia mengoleksi 19 trofi bergengsi, termasuk enam gelar Premier League, dua Piala FA, lima Piala Liga Inggris, dua Community Shield, satu Piala Dunia Antarklub, satu Piala Super Eropa, dan puncaknya, Liga Champions 2022/2023.
Kontribusinya sebagai playmaker tak tertandingi, dengan jumlah assist yang memecahkan rekor dan peran sentral dalam era kejayaan Manchester City di bawah asuhan Pep Guardiola. Kepergiannya tentu meninggalkan lubang besar bagi tim dan para penggemar.
Antarkan City ke 3 Besar
Malam itu, suasana di Etihad penuh dengan penghormatan untuk De Bruyne. Sebelum kick-off, para pendukung menyambutnya dengan koreografi megah dan spanduk bertuliskan “King Kev,” julukan yang begitu melekat pada dirinya.
De Bruyne memimpin tim keluar dari lorong pemain dengan ban kapten melilit lengannya, disambut sorakan hangat yang menggema di seluruh stadion.
Meski tidak mencetak gol dalam laga ini, kehadirannya di lapangan tetap memancarkan aura kepemimpinan dan kualitas yang telah menjadi ciri khasnya selama bertahun-tahun.
Pertandingan berjalan dengan dominasi Manchester City. Gol pembuka diciptakan oleh Omar Marmoush pada menit ke-14, sebuah tembakan jarak jauh yang melengkung indah ke pojok kiri atas gawang Bournemouth, tak mampu dijangkau kiper lawan.
Bernardo Silva menggandakan keunggulan di menit ke-38, memanfaatkan umpan tarik dari Ilkay Gundogan.
Meski Bournemouth sempat memperkecil kedudukan melalui gol D. Jebbison di menit ke-90+6, gol Nico Gonzalez di menit ke-89 memastikan kemenangan City.
De Bruyne sendiri nyaris menambah gol dalam laga perpisahannya, namun satu peluang emasnya membentur mistar gawang. Ia akhirnya digantikan oleh Nico Gonzalez pada menit ke-69, disambut standing ovation dari seluruh penonton yang hadir.
Momen perpisahan ini bukan hanya soal kemenangan di lapangan, tetapi juga tentang penghormatan untuk seorang pemain yang telah mendedikasikan kariernya untuk Manchester City.
Dalam wawancara pasca-pertandingan, De Bruyne menyampaikan rasa terima kasihnya kepada fans, pelatih, dan rekan-rekannya.
“Saya sangat sedih hari ini akhirnya tiba, tetapi saya tahu ini waktu yang tepat. Saya telah menghabiskan waktu yang luar biasa di klub ini, dengan banyak kesuksesan dan momen indah,” ujarnya, menggemakan perasaan yang mirip dengan ucapan perpisahan Jamie Vardy saat meninggalkan Leicester City.
Kemenangan atas Bournemouth juga memiliki arti penting bagi Manchester City. Setelah kekalahan mengecewakan dari Crystal Palace di final Piala FA tiga hari sebelumnya, hasil ini menjadi penebus sekaligus menjaga momentum di akhir musim.
Dengan posisi ketiga di klasemen, City kini fokus untuk mengamankan tiket Liga Champions, sebuah kompetisi yang pernah mereka menangkan berkat kontribusi besar De Bruyne.
Pamitnya De Bruyne susul Aguero dan Silva
Kepergian De Bruyne menandai akhir dari sebuah era. Bersama legenda seperti David Silva dan Sergio Aguero, ia telah membentuk tulang punggung kejayaan Manchester City.
Meski berat meninggalkan klub yang telah membesarkannya di pentas Eropa, langkah ini dianggap sebagai keputusan tepat untuk kariernya. Spekulasi soal masa depannya kini mengarah ke klub-klub di luar Eropa, namun belum ada konfirmasi resmi ke mana ia akan berlabuh. Yang pasti, warisannya di Etihad akan dikenang selamanya.
Perjalanan De Bruyne bersama Manchester City adalah kisah tentang dedikasi, talenta, dan keberhasilan.
Laga melawan Bournemouth bukan hanya penutup manis untuk kariernya di klub, tetapi juga pengingat akan betapa besar dampaknya bagi sepak bola Inggris.
Para penggemar, baik di Etihad maupun di seluruh dunia, akan terus mengenang “King Kev” sebagai salah satu gelandang terbaik yang pernah menghiasi Premier League.