Riset KedaiKOPI

Pola Investasi Masyarakat Masih Berkisar di Saham dan Emas, Mengapa?

  • May 7, 2025
  • 3 min read
Pola Investasi Masyarakat Masih Berkisar di Saham dan Emas, Mengapa? Harga beli dan harga jual emas Antam hari ini yang dipantau dari laman Logam Mulia.(Pexels/Robert Lens)

JAKARTA – Investasi telah menjadi salah satu topik penting dalam diskursus keuangan masyarakat Indonesia, di mana para responden menunjukkan pemahaman yang cukup baik terhadap jenis-jenis investasi yang tersedia.

Berdasarkan survei KedaiKOPI yang dilakukan pada 900 responden di Indonesia, ditemukan bahwa 8 dari 10 orang telah memahami konsep dasar investasi, dengan emas dan saham menjadi produk investasi yang paling dikenal dan dipilih oleh masyarakat.

Pola Kepemilikan dan Preferensi Investasi

Sebanyak 73% responden mengaku telah memiliki berbagai jenis investasi, yang umumnya terdiri dari emas, saham, dan reksa dana.

Dari segi usia dan pekerjaan, mereka yang tinggal di wilayah urban, memiliki tingkat pendidikan tinggi, serta bekerja sebagai pegawai tetap, cenderung lebih banyak berinvestasi dibandingkan dengan kelompok lainnya.

Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran dan kemampuan finansial sangat mempengaruhi keputusan untuk berinvestasi.

Meskipun demikian, terdapat juga segmen masyarakat yang belum berinvestasi. Sebagian besar dari mereka mengaku bahwa kurangnya alokasi dana tambahan menjadi hambatan utama. Selain itu, ketakutan akan kerugian serta kurangnya pengetahuan tentang investasi juga menjadi faktor penghambat.

Namun, 29,5% dari mereka yang belum berinvestasi menyatakan berencana untuk memulai dalam jangka waktu satu tahun ke depan, dengan preferensi terhadap investasi pada barang tangible (berwujud) seperti properti dan emas.

Faktor yang Mendorong Investasi

Bagi mereka yang sudah berinvestasi, motivasi utama adalah untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang seperti dana pensiun, kebebasan finansial, dan dana pendidikan anak.

Secara keseluruhan, investasi dianggap sebagai sarana yang penting dalam mempersiapkan masa depan yang lebih aman secara finansial.

Sebanyak 16% dari pendapatan bulanan dialokasikan untuk investasi, dengan gaji menjadi sumber utama dana investasi.

Pengalaman dan Respon Terhadap Kerugian Investasi

Sebagian besar responden (46,7%) mengaku pernah mengalami kerugian dalam berinvestasi. Meski demikian, reaksi terhadap kerugian ini cukup positif, dengan banyak yang menganggapnya sebagai momen pembelajaran.

Pengalaman ini menunjukkan bahwa meskipun berisiko, investasi tetap dipandang sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan finansial, dengan kebanyakan investor memilih untuk belajar dari kegagalan mereka dan terus melanjutkan aktivitas investasi.

Peran Informasi dan Sumber Edukasi

Masyarakat cenderung mempercayai instansi resmi seperti Bank Indonesia dan OJK sebagai sumber informasi investasi utama. Media sosial, terutama Instagram dan Facebook, juga menjadi saluran utama bagi banyak orang untuk memperoleh informasi terkait investasi, meskipun terdapat kekurangan terkait edukasi bagi pemula dan transparansi risiko investasi. Secara umum, 8 dari 10 responden merasa informasi yang tersedia sudah memadai, namun mereka berharap adanya penjelasan yang lebih jelas mengenai risiko yang ada.

Pandangan Terhadap Kebijakan Pemangkasan Anggaran Pemerintah

Salah satu kebijakan yang mempengaruhi iklim investasi di Indonesia adalah kebijakan pemangkasan anggaran pemerintah pada tahun 2025. Meskipun kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, 3 dari 10 responden merasa bahwa pemangkasan ini dapat berdampak negatif terhadap investasi pribadi, terutama di sektor-sektor yang terkena dampak pemotongan anggaran. 

Meskipun 69,7% responden menyetujui pemangkasan anggaran untuk mengurangi pemborosan dan meningkatkan efisiensi. Sebanyak 62,3% responden merasa bahwa anggaran untuk sektor penting seperti pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial tidak perlu dipangkas. Masyarakat lebih menyukai penyesuaian implementasi program pemerintah sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pemerintah saat ini. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada keyakinan terhadap efisiensi anggaran, masyarakat tetap mengkhawatirkan dampaknya terhadap perekonomian pribadi mereka.

Kesimpulan

Survei ini menunjukkan peningkatan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap pentingnya investasi untuk masa depan, dengan preferensi yang kuat terhadap instrumen yang lebih aman dan stabil seperti emas dan saham.

Namun, tantangan tetap ada, terutama terkait dengan edukasi investasi bagi pemula dan transparansi risiko. Meskipun kebijakan pemangkasan anggaran pemerintah dapat menimbulkan kekhawatiran, sebagian besar masyarakat melihatnya sebagai langkah yang diperlukan untuk mencapai efisiensi dan meningkatkan program-program prioritas.

Langkah penting selanjutnya bagi pemerintah dan Lembaga terkait adalah memperkuat edukasi investasi serta memastikan transparansi dan keamanan platform investasi, agar masyarakat merasa lebih yakin dan terdorong untuk berinvestasi, demi mencapai kesejahteraan finansial yang lebih baik.

(Penulis: Fabiola Puspa, Researcher Lembaga Survei KedaiKOPI)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *