Politik

Hasan Nasbi Mundur dari PCO, Hensa: Tidak Mengejutkan…

  • April 30, 2025
  • 2 min read
Hasan Nasbi Mundur dari PCO, Hensa: Tidak Mengejutkan… Presiden RI Prabowo Subianto saat peresmian 37 37 proyek strategis ketenagalistrikan di 18 provinsi di PLTA Jatigede, Sumedang, Jawa Barat, Senin (20/1/2025). (Dok: Sekretariat Presiden)

JAKARTA – Hasan Nasbi resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kepala Kantor Komunikasi Presiden (PCO).

Pengunduran diri ini tidak mengejutkan, menyusul pernyataan-pernyataan kontroversialnya yang memicu kegaduhan, khususnya terkait komentarnya tentang kasus “kepala babi tanpa telinga” yang dikirim ke redaksi Tempo.

Analis komunikasi politik Hendri Satrio (Hensa) menilai, mundurnya Hasan sejalan dengan gaya kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto yang tidak menyukai situasi gaduh akibat ulah timnya.

“Presiden Prabowo dikenal tegas terhadap kegaduhan. Ini mirip dengan reshuffle sebelumnya, seperti penggantian Menteri Dikti Satrio Brodjonegoro,” ujar Hensa.

Prabowo sudah “Pasang Badan”

Sebelum pengunduran diri ini, Hensa menilai Presiden Prabowo sempat membela Hasan dalam pertemuan dengan para pemimpin redaksi.

Namun, ia melihat, absennya pernyataan penyesalan dari Hasan membuat pengunduran dirinya hanya tinggal menunggu waktu.

Hensa pun menilai, Prabowo juga mengakui pentingnya komunikasi dalam pemerintahannya.

Pernyataan ini menurut Hensa mencerminkan kesadaran akan perlunya komunikasi efektif untuk mendukung kebijakan pemerintahan.

Citra Hasan dan Kebutuhan Juru Bicara

Hensa berpendapat, citra Hasan yang lebih dekat dengan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Gibran ketimbang Prabowo turut menjadi faktor.

Menurutnya, seorang kepala PCO idealnya harus sepenuhnya menjadi “orangnya presiden” untuk menyuarakan visi kepemimpinan.

“Tanggung jawab komunikasi ada pada tim, bukan Presiden,” tambah Hensa.

Meski begitu, Hensa menilai, fungsi juru bicara sangat krusial. Pada era Soeharto, Menteri Sekretaris Negara merangkap peran ini.

Ia melihat, Prabowo bisa mempertimbangkan model serupa atau mendelegasikan fungsi komunikasi ke unit khusus.

“Juru bicara berperan sebagai penyeimbang, jembatan masukan masyarakat, dan ruang klarifikasi kebijakan,” jelasnya.

Tantangan Komunikasi Pemerintahan Prabowo

Hensa mengatakan, pada era Jokowi, komunikasi lebih banyak dilakukan langsung oleh presiden.

Namun, baginya, Prabowo tampaknya mengadopsi pendekatan era Soeharto, dengan juru bicara sebagai pusat komunikasi

Oleh karena itu, Hensa mengatakan, tantangan bagi pengganti Hasan adalah menyampaikan capaian kementerian secara aktif dan efektif, sekaligus memastikan kebijakan diterima masyarakat.

Sebab, dengan banyaknya kebijakan strategis yang harus segera dilaksanakan, peran komunikasi akan semakin sentral dalam pemerintahan Prabowo.

“Komunikasi yang baik tidak hanya memperkuat citra positif pemerintahan, tetapi juga memastikan kebijakan dipahami rakyat,” pungkas Hensa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *