Hasto Muncul! Beri Keterangan Soal HUT PDIP
JAKARTA – Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (Sekjen PDIP), Hasto Kristiyanto, kembali muncul setelah ditersangkakan oleh KPK.
Kemunculan Hasto tersebut dalam rangka menjelaskan bahwa tema HUT Ke-52 PDIP adalah “Satyam Eva Jayate” dengan subtema “Api Perjuangan Nan Tak Kunjung Padam.”
Baca juga: Besok, PDIP gelar peringatan HUT Ke-52 di Sekolah Partai
Acara HUT ke-52 PDIP akan dibuka oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, di Sekolah Partai pada pukul 13.30 WIB.
“PDIP selalu menghadapi berbagai tantangan-tantangan dan kejujuran dengan penuh ketegaran, dengan penuh keyakinan. Karena itulah pada momentum awal tahun baru ini, kami mengadakan konferensi pers dalam rangka Peringatan Hari Ulang Tahun PDI Perjuangan yang ke-52,” ucap Hasto.
Hasto juga menjelaskan bahwa peringatan ini memiliki arti penting sebagai ruang pendidikan politik dan upaya membangun kesadaran rakyat.
Ia menambahkan, kegiatan tersebut juga menjadi salah satu langkah strategis partai dalam mengorganisir kekuatan rakyat agar semakin solid.
Selain itu, Hasto menyebut bahwa perayaan HUT Ke-52 PDIP akan berlangsung secara sederhana, tetapi tetap menonjolkan unsur kebudayaan.
“Dilakukan secara sederhana, khidmat, penuh semangat nasionalisme, patriotisme, dan mengakar kuat di dalam sejarah perjuangan bangsa serta wajah kebudayaan yang terus ditampilkan oleh PDI Perjuangan,” tutur Hasto.
Ditersangkakan KPK
Sebelumnya, Hasto ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dalam kasus serupa seperti yang menjerat kader PDIP lainnya, Harun Masiku.
Baca juga: Waduh! Sekjen PDI-P Hasto Kritiyanto Dikabarkan Jadi Tersangka KPK
Pada Selasa, 7 Januari 2025 KPK melakukan penggeledahan kediaman Hasto Kristiyanto di daerah Bekasi dan Kebagusan, Jakarta Selatan.
Dari hasil penggeledahan tersebut, KPK menyita sejumlah barang bukti berupa sebuah buku dan satu buah flashdisk.
Penggeledahan ini menurut politikus PDIP, Guntur Romli, merupakan sebuah bentuk pengalihan isu OCCRP yang mencatut nama Jokowi sebagai salah satu pemimpin terkorup di dunia.
“Kami mendapatkan informasi, Jokowi sangat terganggu dan marah atas pengumuman OCCRP itu dan melakukan segala cara untuk menutupi berita ini. Dengan pengerahan buzzer dan intimidasi,” ucap Guntur dalam keterangan tertulis pada Selasa, 7 Januari 2025.